Header Ads

Kisah Legendaris Hakim era Dinasti Ming Kelabui Perampok yang Membunuh Gadis Cantik

ALIEXPRESS - Patung kuningan Hakim Bao yang dijual di ecommerce Aliexpress, gambar hanya ilustrasi tak terkait dengan tulisan.


Di masa lalu penyelidikan kejahatan tak secanggih sekarang sidik jari, CCTV, serat rambut, DNA dan sebagainya padahal tingkat kejahatan serta taktik meloloskan diri tak jauh berbeda. Ketika tak ada saksi hanya benda yang tertinggal yang bisa dijadikan alat untuk menangkap si pembunuh dan hakim era Dinasti Ming ini sukses mengelabui pembunuh.

KABARESOLO.COM - Suatu kisah di masa lalu menjadi legenda lantaran taktik yang jitu dan efektif menangkap seorang perampok sekaligus pembunuh.

Kisah ini terjadi pada era Dinasti Ming antara 1388 sampai 1644 ditulis oleh Walton C Lee dalam bukunya Wisdoms Way.

Pelaku kriminal di masa lalu tak berbeda jauh dengan sekarang, setelah melakukan kejahatan sebisa mungkin untuk melarikan diri, bersikap waspada dan pindah ke kota lain.

Meski demikian ada satu hal yang selalu terjadi yakni si kriminal akan kembali ke kampung halaman setelah yakin kalau keamanan mereka terjamin.

Atas dasar inilah seorang hakim menggunakan trik dan intriknya untuk mengelabui si pembunuh setelah mengetahui identitas si pembunuh juga dengan kecerdasannya.

Suatu malam yang gelap seorang gadis cantik sangat antusias menunggu kekasihnya.

Saat mendengar suara di depan rumah dengan penuh sukacita ia berlari dan membuka pintu.

Nahas, yang datang bukanlah kekasih hati yang ditunggu justru seorang perampok sadis yang kaget dan spontan menyerang si gadis dengan membabibuta gunakan golok.

Di luar rencana peristiwa tersebut bikin perampok ketakutan, ia pun tak jadi merampok tapi langsung melarikan diri dan pembunuh tersebut tak sengaja menjatuhkan golok yang digunakannya untuk membunuh.

Beberapa saat kemudian kekasih yang sebenarnya datang, lantaran gelap ia tak melihat mayat kekasihnya.

Pria ini kemudian tersandung tubuh korban dan bajunya terkena noda darah, lantaran terkejut sekaligus takut ia pun lari.

Pagi berikutnya para tetangga mengetahui tragedi ini dan melaporkan pada penguasa setempat.

Sang kekasih ditangkap dan diinterogasi.

Dalam interogasinya pria ini mengakui perselingkuhannya, tapi menyangkal telah melakukan pembunuhan tersebut.

Membaca laporan, seorang hakim bernama Liu Zon Gwai meneliti senjata yang digunakan untuk membunuh itu, sebuah golok tukang jagal, ia pun mempercayai pernyataan sang kekasih.

Nah kebetulan saat itu akan diadakan kontes menjagal babi dan semua tukang jagal akan berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.

Kompetisi ini merupakan kompetisi prestisius saat itu, tak mungkin ada seorang tukang jagal yang melewatkan kegiatan ini.

Hakim tersebut kemudian memanfaatkan momen ini dan meminta para konstestan meninggalkan golok mereka semalaman di balaikota seusai kompetisi.

Para penjagal menurut dan keesokan hari mereka mengambil golok masing-masing.

Sebelum diambil, hakim menggantikan satu golok kontestan dengan golok pembunuh.

Nah saat mengambil ada satu kontestan yang merasa jengkel serta bersikeras kalau golok tersebut bukan miliknya.

Ia dan kawan-kawan juga mengenal golok siapa itu karena ada inisial nama pemilik dan mereka sudah saling mengenal.

Akhirnya setelah menannyai beberapa orang, si pemilik golok sudah diketahui identitasnya.

Ternyata benar si pemilik golok yang tak lain merupakan pembunuh sudah melarikan diri dari tempat tinggalnya.

Hal ini tentu juga sangat janggal mengingat ia harus melewatkan momen untuk kompetisi para penjagal.

Si pembunuh ini telah melarikan diri dan ketika diumumkan menjadi buronan mereka akan makin kesulitan menangkap serta butuh waktu lama, akhirnya hakim cerdik ini menggelar pengadilan bohongan dan si kekasih ditetapkan sebagai pembunuh.

Kekasih tersebut akan segera dieksekusi, tentu saja hal ini bikin girang si pembunuh yang sebenarnya.

Ia yang merasa kalau aksinya tak diketahui dan aman, pria tersebut kemudian kembali ke kampung halaman sekaligus ingin menyaksikan ekseskusi pada pria salah tangkap ini.

Tak butuh waktu lama si pembunuh sebenarnya yang muncul lalu ditangkap dan diadili, setelah melewati pengadilan ia pun dihukum mati.

Sementara sang kekasih sehubungan dengan tindakan yang tak bermoral yakni melakukan perselingkuhan dengan si korban, ia pun mendapat hukuman dengan dipukuli di pengadilan.

Meski menderita bengkak-bengkak tapi nyawanya selamat, ia dibebaskan saat itu juga.

Cara cerdik hakim ini telah membuat pembunuh diketahui identitasnya lalu ditangkap.

Keren bukan kemampuan para pejabat di masa lalu. (*/KabareSolo.com)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.