Header Ads

Rahasia Cepat Kaya ala Orang Tionghoa

ISTIMEWA - Patung Maneki Neko simbol kemakmuran dan rezeki.

Wu Wei sebuah istilah dari filsafat Tao yang artinya tanpa tindakan. Seperti ketika ingin makan buah tak perlu susah payah menanam segala pepohonan, cukup menebar sejumlah bibit di tanah subur. Biarlah alam semesta yang bekerja, tunggulah hingga berbuah dan bisa dipanen.

KABARESOLO.COM - Banyak yang heran kenapa warga Tionghoa sebagian besar bisa sukses di manapun berada.

Memiliki banyak kekayaan dan berhasil membangun kerajaan bisnisnya.

Ternyata ini bukanlah soal keberuntungan, mereka secara turun-temurun telah mendapatkan konsep dan didikan yang tepat dari orangtuanya terkait membangun bisnis.

Apa saja rahasianya, seorang warga Indonesia keturunan Tionghoa asal Yogyakarta menulis sebuah buku yang mengungkap bagaimana orang Tionghoa bisa kaya raya.

Pria tersebut bernama Eka Dharma Pranoto.

Ia menulis buku berjudul 'Resep Kaya ala Orang Cina' pada tahun 2009, buku tersebut diterbitkan oleh Penerbit ANDI.

KabareSolo.com mencoba mengupas buku ini dan semoga pembaca bisa mendapatkan manfaatnya.

Meski demikian untuk mendapatkan trik dan tipsnya lebih lengkap tentu bisa langsung membeli bukunya yang banyak ditemukan di toko-toko buku di seluruh Indonesia.

Buku ini sangat membantu bagi Anda yang ingin tahu apa langkah-langkah terbaik agar bisa membangun kerajaan bisnis dan bisa kaya.

Penulis buku tersebut menjelaskan bagaimana kondisi warga Tionghoa sebelumnya.

Tak dipungkiri ketika masih berada pada kondisi ketika warga Tionghoa sering mendapatkan diskriminasi, mereka akhirnya berpikir keras bagaimana bisa bertahan hidup.

Bayangkan boro-boro bisa jadi pegawai resmi pemerintahan untuk mendapatkan pelayanan publik sebagai warga biasa saja kadang sulit.

Mereka bahkan sering mendapat diskriminasi di lingkungan sekitar apalagi di lingkup pekerjaan.

Namun itu mungkin dulu ya, era setelah reformasi ada juga warga keturunan Tionghoa yang jadi PNS atau polisi atau pekerjaan lainnya.

Meski demikian ini sangatlah jarang, sebagian besar warga Tionghoa bisa hidup sejahtera dari membangun bisnis dari nol atau meneruskan bisnis dari orangtuanya.

Salah satu semangat orang Tionghoa adalah kemauan yang kuat dan bersedia untuk bersusah payah demi mendapatkan manfaat besar di masa depan.

Penulis buku tersebut menceritakan pengalaman pribadi bagaimana saat ia dan keluarga nebeng di rumah nenek.

Lalu suatu ketika berhasil membeli satu rumah, tapi rumah tersebut tak ditempati, mereka masih nebeng di rumah nenek.

Rumah yang dibeli dengan cara kredit disewakan hingga uang sewa berhasil untuk membayar lunas rumah pertama kemudian dengan cara sama mencoba ke rumah berikutnya.

Setelah dirasa mampu baru pindah dari rumah nenek.

Eka dalam bukunya menjelaskan kalau orang Tionghoa dididik sejak usia dini untuk memulai usaha dari kecil.

Mulai dari menabung kecil-kecilan lalu berinvestasi.

Tak sedikit orang Tionghoa yang kini kaya raya dulunya seorang pedagang asongan.

RUMUS RAHASIA KAYA

Nah ada sebuah rumus rahasia yang bila diterapkan secara konsisten bisa bikin kaya.

Satu hal mendasar kenapa orang Tionghoa cepat kaya lantaran lebih banyak menyisihkan uang untuk investasi.

Seperti konsep Wu Wei istilah di filsafat Tao bahwa tak perlu bersusah payah bekerja banting tulang mati-matian untuk bisa makan buah cukup menebar benih di tanah yang subur, dan tunggu saja hingga bisa berbuah tinggal dipetik.

Nah konsep tersebut yang mendominasi bagaimana mereka bisa menambah pundi-pundi kekayaan.

Rumus tersebut adalah:

Y = I > S > C

Y = Yield (Penghasilan), I = Investing (Investasi), S = Saving (Menabung) dan C = Consumtion (Konsumsi).

Jadi inti dari rumus tersebut adalah ketika kita memiliki penghasilan sisihkanlah uang terbesar untuk Investasi, lalu besaran berikutnya (lebih kecil) untuk menabung dan lebih kecil lagi untuk konsumsi.

Rumus ini merupakan pelajaran paling dasar dalam menggapai kekayaan.

Ingin kaya tentu harus didominasi dengan investasi, bukan menabung karena seperti diketahui menabung saja kadang bunganya tak menutup biaya administrasi selain itu akan termakan inflasi.

Suatu tabungan disebut investasi kalau bunganya melebihi inflasi.

Contoh paling mudah investasi adalah membeli emas batangan ANTAM.

Harga emas terus naik dan melebihi inflasi.

Pilihan lain misalnya reksadana, coba pelajari lebih lanjut soal reksadana keuntungannya bahkan melebihi bunga deposito.

Uang yang diinvestasikan di reksadana akan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat.

UTAMAKAN ASET

Penulis buku juga menyampaikan bagaimana kekuatan aset.

Prinsipnya sama seperti dukun pengganda uang dari uang Rp 100 ribu jadi Rp 1 juta dan seterusnya.

Hanya saja kalau dukun pengganda uang sebagian besar cuma tipu muslihat kalau konsep untuk membeli aset merupakan satu hal nyata yang bisa bikin cepat kaya.

Bandingkan ketika membeli mobil dengan ruma, kalau mobil harganya terus turun atau ada penyusutan nilai, sementara kalau rumah harga saat ini dan 10 tahun mendatang sangatlah berbeda.

Harga rumah saat ini mungkin hanya Rp 200 juta tapi 10 tahun kemudian bisa berubah jadi miliaran rupiah.

Atau kalau memiliki bisnis rumah makan, secara perlahan tapi pasti coba kembangkan menjadi banyak cabang dari dua cabang menjadi empat cabang dan seterusnya.

Aset bisnisnya selalu bertumbuh.

Bagaimana mendapatkan aset mulailah dengan investasi dapat berupa penanaman modal pada sektor bisni, waralaba, KPR rumah, atau saham (bagi yang mampu dan memiliki ilmunya) atau bidang lainnya.

DIVERSIFIKASI BISNIS

Lebih baik memiliki 100 usaha kecil daripada memiliki satu usaha besar.

Sang penulis menyampaikan tentang ajaran seorang filsuf China klasi yang menulis buku berjudul Tao Te Ching.

Buku filsafat yang dikarang Lao Tsu tersebut mengajarkan tentang keseimbangan dengan alam sekitar.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini haruslah seimbang supaya bisa tahan lama.

Dalam berbisnis keseimbangan muncul dalam berbagai bidang usaha yang saling mendukung.

Tujuannya agar usaha tersebut bisa berkembang bersama lebih baik dan menjamin kesejahteraan keluarga.

Contoh saat membangun sebuah kerajaan bisnis yang luar biasa besar, suatu ketika bisnis besar tersebut terkena musibah dan hancur, Anda bisa miskin seketika.

Namun sebaliknya bila Anda konsisten membangun satu dulu, lalu setelah beranjak cukup besar dan sudah bisa berjalan Anda jangan serakah dan ingin membangun lebih besar lagi.

Langsung saja berganti lini bisnis dan membesarkan bidang bisnis lainnya.

Nah ketika Anda memiliki 10 bisnis dan salah satu nya terkena musibah, kehidupan Anda dan keluarga msih ditopang 9 bisnis lainnya.

Ini yang disebut keseimbangan, tak perlu membangun bisnis terlalu besar, secukupnya saja asal banyak dan tahan lama, hal ini yang disebut diversifikasi bisnis.

Sebagian besar pengusaha Tionghoa memahami betapa pentingnya melakukan diversifikasi atau pembagian bukan hanya bisnis tapi juga aset ke berbagai bentuk.

Maka jangan heran kalau pengusaha Tionghoa selalu bertahan meski negeri dilanda permasalahan ekonomi.

Memahami diversifikasi dengan baik menjadi warga keturunan Tionghoa menjadi lebih terjamin dari sisi finansial dibanding pengusaha lainnya.

Penulis mencontohkan seorang pamannya yang memiliki pabrik plastik besar, meskipun uangnya berlimpah dari usaha pabrik tersebut ia membuka berbagai usaha seperti mendirikan usaha pendidikan, kursus balet maupun jual beli rumah.

Kebiasaan untuk terus berbisnis dan berinvestasi juga meresap pula dalam kebiasaan putra-putrinya, maka tak heran keluarganya bisa kaya raya.

TOLERANSI TINGGI KEGAGALAN BISNIS

Mengapa anak-anak warga ketururnan Tionghoa bisa kaya?

Eka dalam bukunya tersebut menulis kalau anak keturunan Tionghoa rata-rata sudah tak perlu merintis bisnis mulai dari nol, mereka cukup mewarisi bisnis orangtuanya.

Hal berikutnya yakni tentang begitu tingginya toleransi orangtua atas kegagalan anaknya ketika memulai bisnis.

Ia menceritakan kisah temannya yang membuka usaha rumah makan.

Orangtuanya mengucurkan banyak modal tapi usaha tak berjalan baik justru bangkrut.

Apakah orangtuanya marah dan menyuruhnya mundur dari dunia bisnis?

Ternyata tidak, orangtua justru memberinya dorongan dan memberinya kesempatan untuk kembali membuka usaha.

Dan kini terbukti sudah memiliki banyak bidang usaha dengan aset miliaran rupiah.

LANGKAH MEMULAI USAHA

Pertama yang dilakukan adalah bikin perencanaan. tulis kapan memulai sebuah bisnis.

Bisnis yang baik adalah sesuai dengan minat atau bakatnya supaya lebih mudah berkembang, dimulai dari yang kita minati.

Misalnya kalau minat di bidang kuliner tentukan kuliner apa secra spesifik.

Langkah selanjutnya adalh mencari kenalan pengusaha yang bergerak di bidang tersebut, dekati, berteman dan dapatkan ilmunya.

Catat semua pengalaman dan tipsnya berbisnis dan bagaimana mengimplementasikan bisnisnya.

Dari catatan tersebut lalu rancanglah bagaimana mewujudkan bisnis tersebut dari modal, bagaimana persiapannya, berapa pegawainya, berapa bayarannya, apa saja makanannya, tempatnya.

Cari koki berpengalaman, memotret masakan untuk bikin banner juga masih banyak hal-hal lainnya.

Paling penting selain rencana yang matang adalah milikilah dana cadangan.

Dana modal bisnis Anda harus cukup untuk biaya operasional minimal 1 tahun ke depan.

SISTEM BISNIS

Bisnis yang baik adalah bisnis yang bisa berjalan sendiri dan terus menerus menghasilkan keuntungan meskipun pemiliknya sedang jalan-jalan pesiar ke luar negeri.

Hal inilah yang terjadi pada sebagian besar pengusaha Tionghoa.

Meskipun mereka bangun siang, atau sering jalan-jalan naik mobil antar jemput anaknya sekolah, pakai celana pendek, wah jangan salah bisnisnya telah jalan sendiri otomatis karena sistem yang baik dan tersencana.

Sistem apa itu, sistem yang mengatur semua pengoperasian bisnis dan semua sudah didelegasikan pada bawahan yang bisa dipercaya.

Di perusahaan misalnya ada sistem ketidakpercayaan pada karyawan, makanya saat masuk kantor ada absensi sidik jari.

Demikian dengan bisnis milik warga Tionghoa, tiap lini ada karyawan yang dipercaya untuk mengawasi dan mengatur.

Misalnya toko plastik, tak perlu disuruh sudah ada yang tiap jam ini buka, menata dagangan, mengontak suplier, melayani pembeli, packing, pengiriman, laporan keuangan hingga menutup kembali tokonya.

Demikian pula dengan jatah libur, cuti, penghitungan uang lembur, THR dan sebagainya.

Bisnis yang baik adalah bisnis yang bisa didelegasikan, walaupun pemilik usaha bersantai atau jalan-jalan, bisnis tetap berjalan.

JANGAN BANYAK RENCANA...LAKUKAN!

Kesuksesan tak bisa terwujud tiba-tiba secara ajaib, semua butuh realisasi dan usaha.

Meski telah melakukan perencanaan secara matang dan dengan banyak pertimbangan akhirnya bisnis tersebut justru tak jadi dibuat.

Ini merupakan hal yang ironis.

Penulis buku Resep Kaya ala Orang Cina yakni Eka Dharma Pranoto menyarankan dalam bukunya agar berani ambil risiko untuk mencoba membangun bisnis.

Namun tak banyak yang segera melakukan, sebagian besar terjebak dalam kekhawatiran bagaimana kalau bangkrut, bagaimana kalau gagal.

Jadi ingat nasihat almarhum Bob Sadino seorang pengusaha sukses, rencana adalah omong kosong, ingin berbisnis lakukan saja.

Intinya adalah, jangan banyak rencana, rencana boleh saja dan perlu dilakukan riset agar bisnis bisa sukses tapi sewajarnya saja.

Seperti yang dipaparkan oleh penulis buku tersebut ada saudaranya yang bangkrut tapi justru terus mendapat support dari orangtua agar terus mencoba, dan akhirnya sukses.

Jadi langkah pertama mulai dari kecil, kumpulkan uang, lalu sisihkan untuk investasi dan modal bisnis.

Pilih bisnis yang sesuai dengan minat.

Susun target dan rencana.

Lalu lakukan!

Semoga bermanfaat. (*/KabareSolo.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.