Header Ads

Pelayan Ini Belikan Sesuatu yang Bikin Geram tapi Akhirnya Menyelamatkan Nyawa Majikannya

IST - Ilustrasi kereta kuno


Semua sudah terbeli, apa barang yang tak dipunyai dari yang sangat mahal sampai langka dibeli karena memang majikan ini kaya raya. Suatu ketika ada bawahan yang membelikannya sesuatu yang awalnya bikin geram tapi di akhir bikin berurai air mata ternyata hal tersebut menyelamatkan hidupnya dan keluarga. 

KABARESOLO.COM - Sebuah kisah di masa perang saudara 475 SM sampai 221 SM ini menjadi legenda dan menginspirasi.

Apa sih yang tak bisa dibeli orang yang sangat kaya raya?

Saking kayanya bukan hanya barang yang mahal dan langka yang bisa dibeli majikan ini bahkan mampu menopang hidup tiga ribu tamu.

Sebuah kisah yang disadur dari buku Wisdoms Way karya Walton C Lee ini mengisahkan sebuah peristiwa unik yang tak disangka-sangka.

Pada masa itu Daratan China secara menyedihkan terpecah menjadi sejumlah negeri-negeri kecil.

Mereka sering terlibat perang antara yang satu dengan yang lainnya.

Orang-orang sipil dibantai hingga ribuan jumlahnya, orang-orang yang selalu cakap sangat dibutuhkan oleh pemerintah.

Sementara sesuai dengan adat para pangeran dan tuan tanah yang kaya menyediakan tempat tinggal cuma-cuma, makanan dan gaji yang teratur untuk menarik orang-orang yang memiliki bakat dan kemampuan.

Orang-orang pilihan ini bakal disewa sebagai konsultan politik atau bila tak ada lowongan mereka akan ditopang hidupnya dengan sebutan tamu keluarga.

Seorang tuan tanah terkenal pada saat itu bernama Meng Chang ia secara pribadi mampu menopang lebih dari 3.000 tamu keluarga.

Suatu ketika ia membutuhkan seseorang yang dapat menolongnya untuk menagih beberapa hutang.

Ada seorang tamu yang menanggapi dengan cepat, tamu tersebut bernama Feng Shuan dan tuang yang kaya tersebut lalu memerintahkan pelayan untuk menyediakan persiapan serta kereta.

Feng Shuan sebelum melaksanakan tugas ia bertanya pada Meng Chang yang kini jadi majikannya.

Feng bertanya apa yang harus dibeli bila ia berhasil mengumpulkan semua uang tersebut.

Hal itu pun dijawab kalau Feng dipersilakan untuk membelikan apapun yang dibutuhkan Meng Chan atau untuk kebutuhan majikannya tersebut.

Setelah bepergian berhari-hari si tamu yang menjadi kemudian melayani Meng Chan ini sampai ke kota tujuan den mengumpulkan semua pehutang.

Di sebuah taman yang luas mereka dikumpulkan beberapa ratus petani berpakaian lusuh berkumpul dengan cemas.

Mereka berupaya menyiapkan alasan-alasan akan keterlambatan pembayaran mereka.

Beberapa ratus petani tersebut merupakan petani miskin yang tidak mampu membayar kembali dengan penuh.

Melihat hal ini Feng Shuan sedih dan tak bisa berkata apa-apa.

Karena telah menyanggupi tugas menagih utang mau tak mau ia harus melakukannya.

Ia kemudian berpikir.

Feng mengetahui kalau ia tak dapat pulang tanpa membawa uang sementara orang-orang ini tak dapat membayar.

Ia mendadak memperoleh inspirasi.

Setelah dengan cermat memeriksa dan mengonfirmasi tiap surat utang, ia kemudian memerintahkan asistennya untuk membakar semua surat-surat utang tersebut.

Feng kemudian kembali ke kerumunan dan dengan bangga mengumumkan bahwa semua utang mereka tahun ini dihapuskan karena kemurahan hati majikannya.

Feng berteriak 'Hidup tuan kita!'

Teriakan tersebut kemudian bersahut-sahutan.

Para petani terkejut tapi bersorak gembira dan penuh rasa hormat pada tuan tanah yang kaya tersebut.

Tamu tersebut kemudian kembali pada Meng Chan dan disambut dengan kegermbiraan.

Meng Chan tampak terkejut bagaimana mungkin tamunya bisa menyelesaikan tugas dengan baik.

"Kamu pasti sangat cakap, apakah kamu membelikan sesuatu yang istimewa bagi saya?"

Demikian tanya Meng Chan.

Feng kemudian menjawab dengan hormat.

"Ya tuanku. Tuan karena mengetahui tuanku memiliki banyak perhiasan, kuda-kuda terbaik, anjing penjaga, tanah, rumah dan barang-barang berharga lainnya jauh melampaui impian yang paling tinggi dari orang kebanyakan, saya kira tuanku tak membutuhkan benda materi apapun. Oleh karena itu saya memutuskan untuk membelikan Anda sebuah rasa terima kasih."

"Apa itu? Saya pernah mendengar barang itu sebelumnya/"

"Begini tuan, selama bertahun-tahun tuanku telah memusatkan perhatian untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya kekayaan untuk kepuasan Anda sendiri. Sementara di pihak lain bahkan setelah bekerja keras para petani miskin tetap tidak dapat membayar lunas utang mereka."

"Sisa utang ditambah dengan bunga tinggi dan berbunga menghasilkan lebih banyak utang, sebuah lingkaran setan yang tak pernah akan membebaskan mereka. Maka atas nama tuanku saya menghapuskan semua utang mereka dan membatalkan surat utang mereka."

Meng Chan sangat terkejut, ia terpukul bahkan geram, tapi ia pendam dalam hati lantaran ia kembali mengingat kata-katanya sendiri bahwa ia memerintahkan membeli apapun yang menurutnya diperlukan.

Ia pun terpaksa menerima hal tersebut meski dengan hati yang dongkol.

Waktu pun bergulir dan satu tahun kemudian dalam sebuah kemelut politik yang hebat, tuan tanah ini tidak lagi disukai.

Bayangkan, para pelayan melarikan diri, para tamu keluarga menghilang teman-teman meninggalkannya pun segala barang disita dan nyawanya terancam.

Suatu malam tanpa cahaya bulan dengan embusan angin dingin dari Utara membuat giginya gemeretak.

Tuan itu bersama keluarga hanya ditemai oleh Feng Shuan dan sedikit pelayan yang setia melarikan diri dari ibu kota untuk menyelematkan nyawa.

Mereka bahkan tak berani untuk berhenti dan berjalan selama berhari-hari tanpa istirahat.

Setelah kehabisan makanan mereka menyadari kalau mereka telah diambang kelaparan dan maut sewaktu-waktu bisa menjemput.

Nah ketika mendekati sebuah kota yang jauh pada suatu subuh sang tuan mengamati dengan penuh keheranan lantaran beratur-ratus orag berdiri di sisi jalan dengan membawa daging, anggur dan makanan lain serta dengan sabar menanti untuk menyambutnya.

Segera rombongannya dikelilingi oleh banyak orang ia turun dan menerima orang banyak yang memberinya hormat dan mempersembahkan makanan mereka.

Sambil bergegas dan menyantap makanan penyambutannya ini ia dengan lelehan air mata ia mengucapkan banyak terima kasih pada Feng Shuan.

"Sekarang aku mengerti gunanya rasa terima kasih yang kamu belikan untukku tahun lalu."

Feng Shuan hanya tersenyum dan mengangguk.

Kisah ini menjadi pengingat agar senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan kecil di masa kejayaan Anda.

Karena nasib tak ada yang tahu.

Suatu saat kebaikan-kebaikan kecil akan menolong Anda di masa-masa sengsara. (*/KabareSolo.com)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.