Header Ads

Sedihnya Presiden Jokowi Gara-gara Laporan Ini

FOTO TIM SETPRES RI - Presiden Jokowi saat berdialog dengan korban gempa di Lombok, Senin (13/8/2018) malam. Ia mengecek langsung kondisi para pengungsi dan menyampaikan bantuan pembangunan rumah yang akan direalisasikan secara bertahap.


KABARESOLO.COM - Presiden Joko Widodo baru saja posting data angka di akun  Facebook resmi miliknya.

Ia mengaku sedih setelah mendapat laporan tersebut, Selasa (14/8/2018)

"Saya baru saja tiba di Lombok sore ini dengan perasaan sedih."

"Saya mendapat laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai hari ini, korban meninggal dunia akibat gempa bumi 7 skala Richter di Lombok hari Minggu pekan lalu sebanyak 436 orang, luka-luka 1.353 orang, dan sedikitnya 352.736 pengungsi."

"Selain korban jiwa, BNPB juga mencatat kerusakan fisik 67.875 unit rumah, 606 sekolah, enam jembatan, tiga rumah sakit dan sepuluh puskesmas, 15 masjid dan 50 unit mushola, serta 20 unit perkantoran."

"Kerugian akibat gempa diperkirakan lebih dari lima triliun rupiah."

"Malam ini, saya akan menginap di tenda setelah bertemu para pengungsi, melihat dari dekat penanganan atas dampak bencana di Lombok seperti dapur umum, pemulihan trauma pengungsi, dan rumah sakit lapangan." Demikian tertulis di akun resmi Presiden Jokowi, Senin (13/8/2018).

FOTO TIM SETPRES RI - Presiden Jokowi saat bertatap muka dengan para pengungsi korban gempa di Lombok.


Tak hanya melihat data atau mengecek bagaimana penanganan para korban tapi Presiden Jokowi juga memastikan kalau mulai Selasa (hari ini, 14/8/2018) bantuan perbaikan rumah warga terdampak gempa Lombok akan mulai direalisasikan.

Informasi ini seperti dikutip dari website resmi Presiden RI.

Bantuan akan disalurkan secara bertahap.

Total bantuan yang telah dianggarkan pemerintah pusat, akan disalurkan sebesar Rp 50 juta tiap kepala keluarga untuk warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan berat.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan para pengungsi di Lapangan Kantor Bupati Lombok Utara pada Senin (kemarin, 13/8/2018).

Jokowi berharap warga Lombok bersedia membangun kembali rumahnya menggunakan teknologi tahan gempa yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Rumah tersebut dengan teknologi yang dinamakan Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat).

FOTO TIM SETPRES RI - Presiden Jokowi tanpa sungkan mendekat pada para warga dan menyampaikan tentang Risha rumah tahan gempa yang akan dibangun untuk para korban.


Rumah ini memiliki keunggulan satu di antaranta tahan terhadap goncangan gempa.

“Saya hanya ingin pesan, membangunnya nanti akan diawasi oleh Pak Gubernur kemudian akan diberikan bimbingan oleh Pak Menteri PU. Nanti membangunnya harus rumah yang tahan gempa. Namanya sistem Risha. Jadi kalau ada gempa itu tidak goyah,” jelas Presiden.

Melalui rapat terbatas Presiden Jokowi juga mengimbau agar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberikan edukasi bagi warga terkait embangunan rumah tahan gempa.

Hal ini terkait dengan kondisi Lombok yang termasuk wilayah rawan gempa.


“Saya juga baru diberi tahu, tahun 1979 dulu pernah gempa (besar) di sini sehingga rumah-rumah nanti harus mulai dibangun rumah yang tahan gempa sehingga kalau ada apa-apa rumah kita tetap bisa berdiri kokoh,” imbuhnya.

FOTO TIM SETPRES RI - Presiden Jokowi berdialog dengan korban gempa di Lombok.


RISHA

Apa itu teknologi Risha?

Pembangunan rumah yang menerapkan teknologi Risha telah dilakukan di Aceh lebih kurang 10 ribu unit setelah bencana tsunami.

Seperti dikutip dari laman e-produk Litbang PUPR, rumah dengan teknologi Risha ini 'bersifat' fleksibel sehingga mampu menahan guncangan gempa.

Risha adalah rumah yang menerapkan konsep knock down.

Prosesnya pembangunannya tak membutuhkan semen dan bata tapi dengan menggabungkan panel-panel beton dengan baut.

Selain tahan gempa rumah ini dibangun dengan waktu yang jauh lebih cepat.

Kementerian PUPR merilis kalau Risha yang telah melalui proses pengembangan sejak tahun 2004 ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)

Data terakhir Risha telah didirikan lebih dari 60 wilayah di Indonesia dengan jumlah ratusan ribu unit. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.