Header Ads

Data Mencengangkan! Coba Tebak Pria atau Wanita Doyan Belanja? Simak juga 5 Kota Pembelanja Online Terbanyak

FOTO ISTIMEWA - Ilustrasi belanja.

KABARESOLO.COM – Zaman memang telah berubah dan kotak tipis nansakti smartphone menjadi pengubah kebiasaan.

Mulai dari koran cetak mulai tergerus zaman, masih bertahan oleh pelanggan setia pembaca konvensional generasi sebelumnya yang mungkin masih gaptek dengan smartphone.

Meski demikian sudah banyak koran cetak yang memilih untuk tutup atau mengubah ke lini online, Kamis (28/6/2018).

Berita koran kalah cepat dengan berita online via gadget, peristiwa besar 5 menit lalu dari belahan dunia lain sudah bisa disimak, sementara koran menunggu esok terbit baru bisa dibaca.

Demikian soal kebiasaan belanja.

Pasti sudah tahu informasi beberapa gerai belanja di mall tutup atau mengurangi jumlah gerainya untuk memangkas pengeluaran.

Kini beberapa sudah beralih ke platform online untuk melayani pembelinya meski beberapa tetap membuka gerai di mall sebagai bentuk eksistensi, tapi penjualan via online lebih meningkat, efisien, murah dan menjanjikan.

Adanya gawai mengubah kebiasaan, mulai kebiasaan membaca koran beralih dengan menyimak gadget dan belanja konvensional dengan pembeli yang datangi toko kini beralih cukup klik di handphone belanjaan diantar sampai rumah.

Kini warga yang memilih keluar ke mall lebih bertujuan untuk cuci mata atau refreshing, sementara untuk beli barangnya lebih memilih via online karena bisa membandingkan dan cari harga paling murah.

Beberapa e-commerce berbenah dan memberi jaminan kemudahan, kepraktisan, keamanan yakni sampainya barang, kecepatan serta kualitas yang sesuai pada pembeli sehingga kini banyak warga yang memilih untuk belanja online.

Lembaga riset Statista memperkirakan nilai penjualan ritel dari industri ini di Indonesia adalah sekitar 7 milyar USD di tahun 2017, dan diproyeksikan terus naik hingga menembus dua kali lipat dalam kurun waktu 4 tahun ke depan.

Nah baru-baru ini seperti dikutip dari PRNewswire, sebuah platform yakni Priceza Indonesia pelopor mesin pencari belanja (shopping search engine) dan platform pembanding harga di Indonesia, mengungkapkan fakta menarik tentang 5 kota di Indonesia dengan jumlah pembelanja online terbesar dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Priceza adalah mesin pencari belanja dan platform pembanding harga (price comparison) yang berdiri sejak tahun 2010 (di Thailand).

Selain di Thailand dan Indonesia, Priceza juga beroperasi di 4 (empat) negara Asia Tenggara lainnya, yaitu Malaysia, Singapura, Filipina dan Vietnam.

LIMA KOTA TERBANYAK

Berdasarkan temuan Priceza, terdapat lima kota besar di Indonesia yang menjadi sumber utama dari kunjungan (traffic) ke berbagai toko online, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Makassar.

Ada tiga catatan menarik yang saling terkait satu sama lain dari data ini: komposisi, konsistensi, dan populasi.
Selama 3 tahun berturut-turut, komposisi nama kota yang menjadi sumber utama kunjungan tidak berubah sama sekali. Mereka adalah Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Makassar.

Komposisi ini pun menduduki peringkat yang nyaris selalu konsisten sesuai urutan tersebut. Ada sedikit pengecualian di tahun 2016, ketika Bandung berhasil menggeser Medan di peringkat ketiga, tapi dengan selisih yang begitu tipis.

Terakhir, menarik untuk dicermati bahwa urutan kota-kota ini pun mencerminkan peringkat dalam hal populasi. Inilah lima kota terbesar di Indonesia dalam hal populasi, yang juga seragam dengan urutannya dalam hal kota dengan pembelanja online terbanyak.

Ini menunjukkan bahwa penetrasi internet di kota-kota besar di Indonesia memang cukup tinggi dan merata. Seperti dikutip dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di kawasan perkotaan (urban) mencapai 72,4% di tahun 2017.

Sebagai tambahan, menarik untuk dicermati bahwa ada tren kenaikan dari kelima kota tersebut dari tahun ke tahun. Di 2015, kota-kota tersebut berkontribusi tidak sampai 50% dari total kunjungan.

Sedangkan di tahun 2017 kondisinya berubah drastis, di mana 80% lebih kunjungan berasal dari kota terbesar di Indonesia.

Dari data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa pengunjung dari kota atau desa kecil semakin tenggelam dibandingkan kota utama tadi.

Hal ini segaris dengan survei APJII, yang menemukan penetrasi internet di daerah kota kecil dan pedesaan baru nyaris mencapai angka 50%.

PRICEZA.CO.ID/PRNEWSWIRE - Data kota dengan warga paling banyak belanja online.


DEMOGRAFI PEMBELANJA ONLINE
Secara tradisional, perempuan sering diasosiasikan sebagai gender yang senang berbelanja.

Sekadar referensi tambahan dari APJII, perbandingan persentase pengguna internet wanita berbanding laki-laki pun tidak terlalu jauh, hanya 48,6% - 51.4%.

Jadi, apakah hal yang sama berlaku dalam konteks pembelanja online? Jawabannya tidak.

Priceza mengungkapkan bahwa pria merupakan pembelanja online mayoritas di Indonesia.

Dan hal ini bukan sesuatu yang baru ataupun anomali, karena telah terjadi selama 3 tahun berturut-turut dengan selisih proporsi yang signifikan.

Dalam tiga tahun terakhir, pembelanja daring pria berkontribusi sekitar 63% - 67%, sedangkan wanita hanya sekitar setengahnya (33 - 37%).

Memang ada tren kenaikan proporsi gender perempuan dalam tiga tahun terakhir, tetapi tidak terlalu mencolok.

Mayoritas pengunjung Priceza mengakses dari ponsel cerdasnya, dengan persentase yang signifikan dan tren yang terus positif, dari 68% di tahun 2015 hingga 80% di tahun 2017.

Sementara itu, jumlah pengguna dari desktop tergerus dari 26% hingga 17%. Di luar dikotomi itu, sebagian kecil pengunjung mengakses dari peranti alternatif. (Priceza/PRNewswire/KabareSolo.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.