Header Ads

Memanfaatkan Sifat Rakus Penipu Pengusaha Ini Tipu Balik Penipu


IST - Ilustrasi guci.

Sudah menjadi hal lazim kalau penipu juga memiliki sifat rakus. Hal inilah yang dimanfaatkan korban untuk menipu balik dan menjebloskan ke penjara.

KABARESOLO.COM - Sebuah kisah melegenda menunjukkan gambaran tentang ketamakan manusia yang akhirnya membawanya ke jeruji besi penjara.

Ini adalah sebuah kisah nyata di masa lalu yang jadi cerita turun menurun dari masa ke masa.

Peristiwa ini terjadi di Masa Lima Dinasti antara tahun 907 sampai 960.

Kisahnya kemudian kembali ditulis oleh Walton C Lee dalam bukunya Wisdoms Way.

Cerita berawal dari seorang pebisnis yang ditipu.

Di masa itu tindak penipuan menjadi prioritas rendah karena bukan tindak kriminal berat dan tak membahayakan sehingga penanganan oleh otoritas setempat tak terlalu serius.

Pebisnis tersebut justru memiliki ide brilian untuk balik menipu si penipu berbekal dugaan kalau penipu biasanya memiliki sifat tamak atau rakus.

Nama si pengusaha adalah Mulon Yan Chau, ia pemilik sebuah rumah gadai.

Suatu ketika Mulon terperanjat setelah memeriksa inventaris di gudangnya.

Ia mendapati beberapa barang antik palsu, barang-barang tersebut telah digadaikan Sebagai barang asli.

Tentu saja si pengusaha menanggung kerugian besar lantaran orang yang menggadaikan barang tak akan kembali untuk mengambil barang-barang antik tersebut.

Setelah merenung sejenak daripada menjadikan ini sebagai sebuah kerugian dalam bisnis, ia memilih untuk melakukan sebuah upaya kecil yang balik menipu si penipu.

Ia memahami kalau penipu biasanya memiliki sifat rakus makanya ia pun justru mengumumkan melalui melalui selebaran kalau gudang penyimpanan kecurian.

Beberapa guci antik raib dari gudang, bagi pemilik bisa datang dengan  menunjukkan bukti telah menggadaikan dan nantinya mendapatkan ganti rugi.

Membaca pengumuman tersebut si penipu kegirangan.

Ia seolah mendapatkan durian runtuh, penipu inipun dengan percaya diri datang ke rumah gadai dengan menunjukkan bukti sebagai pemilik guci yang hilang tersebut.

Ia datang dengan pura-pura sedih dan sambil menghardik pemilik rumah gadai ia menyerahkan surat bukti gadai.

Dengan senyum kemenangan si pemilik rumah gadai kemudian memanggil pegawainya untuk menangkap si penipu tersebut lalu membawa ke aparat hukum setempat.

Si penipu baru sadar kalau ia telah dikecoh oleh korban yang ia tipu.

Penipu tersebut akhirnya masuk jeruji penjara.

Hikmah dari kisah ini adalah agar kita tak mudah menyerah ketika mendapat musibah atau kerugian.

Cukup berpikir sejenak, atur siasat cerdik untuk balik memukul mundur musuh. (*/KabareSolo.com)

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.