Header Ads

Cara Memerintah Negara: Perlakukan Bawahan Sebagai Guru

IST - Ilustrasi, sempoa dengan huruf China.


"Bagaimana aku harus mengatur negeriku?" Demikian tanya seorang raja baru pada seorang penasihatnya. Dan rahasia sukses memerintah negeri terungkap.

KABARESOLO.COM - Sebuah rubrikasi baru yakni Kisah Bijak dihadirkan oleh KabareSolo.com.

Berbagai kisah yang melegenda ada beberapa merupakan fakta beberapa merupakan cerita legendaris tapi banyak hikmah yang bisa dipetik.

Kali ini menghadirkan kisah dari negeri Tiongkok Wisdoms Way karya Walton C Lee.

Cara Memerintah Sebuah Negara

*Masa Perang Saudara 475 SM sampai 221 SM.

Percakapan ini terjadi pada tahun 312 SM saat perang sudara.

China saat itu sedang berada dalam perpecahan karena sejumlah raja dan penguasa berlomba-lomba untuk mendominasi negeri.

Negeri Yang hancur akibat pemberontakan di istana, penjajahan dan penguasanya yang lebih tua mengalami kematian yang memalukan dan tida sebelum waktunya.

Setelah mengunjungi kota yang telah dijarah dan para tentara yang terluka, sang raja baru Yang Jau merasakan kerisauannya dan bertanya-tanya pada bawahannya bagaimana cara mengatasi situasi seperti ini?

"Bagaimana aku harus mengatur negeriku?"

Ia bertanya pada seorang penasihatnya seorang laki-laki bernama Guo Wai.

"Yang Mulia, jika anda ingin menjadi Kaisar, Anda harus memperlakukan bawahan-bawahan Anda sebagai guru. Untuk menjadi seorang Raja, Anda harus memperlakukan mereka sebagai teman. Untuk menjadi seorang tuan Anda harus memperlakukan mereka sebagai tamu. Namun jika Anda ingin menghancurkan negeri Anda kalau boleh saya bilang Anda harus memperlakukan mereka sebagai pelayan atau bahkan budak. Semua itu terserah kepada Anda sendiri."

Terkesan dan sedikit terkejut, sang raja dengan sopan menjawab.

"Pernyataanmu sangat menarik karena aku berkeinginan menjadi Kaisar, siapa yang harus mulai aku hormati?"

"Yang Mulia dapat mulai dengan saya," si penasihat mengusulkan dengan penuh keberanian.

"Saya adalah orang yang tidak begitu dikenal. Akibatnya orang-orang lain yang mampu dengan reputasi yang lebih besar akan menjadi iri dan datang untuk mengadu nasib politikmereka di sini. Orangt-orang pintar inilah yang Anda butuhkan dan hargai nasihatnya."

"Setelah mendengar kemurahan hati Anda dan berharapdiperlakukan serupa, mereka dengan mantap akan menghadap Yang Mulia dan dengan cuma-cuma akan memberikan ide dan saran mereka. Yang Mulia kemudian dapat memilih yang terbaik di antara mereka. Dengan demikian kemakmuran negara kita dan potensi Yang Mulia pasti terjamin."

Sang raja merasa sangat puas dan melakukan hal itu dengan segera.

Di samping memberikan penasihatnya gaji yang sangat banyak, penguasa yang pintar ini juga memerintahkan arsitek kerajaan untuk merancang dan membangun sebuah tempat peristirahatan yang snagat indah baginya.

Kabar ini segera tersebar di antara negeri-negeri tetangga dan tak berapa lama berdatangan orang-orang dengan kemampuan luar biasa.

Mereka diseleksi ketat dan akhirnya menjadi tim untuk membantu Kaisar dalam membangun negeri. (*/KabareSolo.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.