Header Ads

Antara Hidup dan Mati Video Kesaksian Lengkap Pilot Batik Air Lepas Landas saat Gempa Palu

ISTIMEWA - Kesaksian Captain Mafella di depan jemaat terkait detik-detik mendebarkan gempa dahsyat di Palu. 

"Safe flight Batik Air.... Take care." Inilah suara terakhir Agung yang didengar Captain Mafella. Agung harus korbankan nyawa dan Captain Mafella berhasil lewati massa kritis dan selamatkan 140 penumpang dari gempa dahsyat Palu. 

KABARESOLO.COM - Gempa dahsyat 7,4 SR menimbulkan duka bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pun demikian ada kisah-kisah mendebarkan di baliknya.

Momen dramatis terekam dalam kisah nyata yang tak lekang waktu.

Petugas menara control Bandara Mutiara Al Jufri Palu,  Anthonius Gunawan Agung harus berpulang.

Ia pahlawan sesungguhnya bersama Captain Mafella,  Pilot Batik Air yang akhirnya bisa membawa 140 penunpang selamat dari gempa.

Guncangan keras terasa saat Pesawat Batik Air ID 6231 mengudara,  ternyata saat itu gempa besar terjadi jalanan bergelombang dan beruntung,  kuatnya intuisi pilot dan jasa petugas menara control Agung 140 penumpang selamat.

Agung harus berpulang setelah ia melompat dari menara.

Ia tak sempat menyelamatkan diri lantaran harus memastikan Batik Air ID 6231 mengudara dengan selamat.

Rekan lainnya sudah keluar,  ia tak bergeming karena ini adalah amanah dan tanggung jawab,  Agung haris menuntaskannya meski harus dengan menukar nyawa.
Sebuah video menjadi viral,  Pilot Batik Air ID 6231, Captain Mafella hadir di gereja Duta Injil BIP pada Minggu 30 September 2018 lalu.

Ia cerita tentang detik-detik menegangkan antara hidup dan mati saat ia menerbangkan Batik Air dalam posisi gempa dahsyat,  Jumat 28 September 2018.

Captain Mafella menjelaskan bagaimana pengorbanan Agung dalam momen tersebut.

Menurut Captain Mafella sebagai petugas menara control,  Agung memang harus memastikan Batik Air ID 6231 mengudara dengan baik.

"Seorang petugas menara harus memastikan pesawat benar-benar terbang karena kalau sesuatu terjadi,  pilot pertama kali berkomunikasi dengannya," jelas Captain Mafella dalam video tersebut.

Petugas menara control akan memberi bantuan dengan mengontak petugas medis misalnya atau petugas pemadam kebakaran dan lain-lain saat terjadi sesuatu pada pesawat.

Pengorbanan Agung sangatlah mulia ia menuntaskan tugas dan tanggung jawab dan 140 penumpang selamat.

Meski demikian Captain Mafella dalam kesaksian di video yang viral tersebut,  ia menyampaikan kalau di hari-hari saat akan terjadi momen tersebut ia merasakan kegelisahan.

Captain Mafella pun akhirnya mempercepat penerbangan 3 menit lebih awal.

Pada video tersebut ia bercerita kalau sepanjang hari merasakan kegelisahan yang ia sendiri tak tahu penyebabnya.

Mengusir rasa gelisah dari Ujung Pandang ke Palu ia menyanyikan lagu-lagu rohani denfan nada keras.

Biasanya Captain Mafella hanya bernyanyi lirih sambil dengarkan via headset.

Namun saat itu ia menyanyi keras hingga Co Pilot yang seorang muslim sambil bercanda menyarankan Captain Mafella agar membuat rekaman CD rohani lantaran suaranya yang merdu.

Saat mau mendarat di Palu acara cerah tapi angin terlalu kencang.

Captain Mafella lalu bertanya pada Co Pilot apakah pernah melakukan pendaratan di Bandara Palu?

Ternyata ini kali yang pertama.

Letak Bandara Palu diapit dua pegunungan,  bagis pilot ini disebut lembah kematian,  harus ekstra hati-hati saat melakukan pendaratan.

Saat mendarat ia pun seolah mendengar kata hatinya agar memutar sekali lagi sebelum landing

Ketika hendak mendarat di bandara Palu, udara terlihat cerah tp angin terlalu kencang dan Ia mendengar suara dalam hatinya utk memutar sekali di udara sblm landing.

Seusai landing Captain Mafella mengaku kalau berdasarkan kata hatinya harus lekas pergi dari bandara tersebut.

Ia pun menginstruksika  agar kru hanya beristirahat 20 menit sebelun kembali ke Jakarta via Ujung Pandang.

Ia biasanya akan foto-foto di bandara bersama kru tapi ia membatalkan rencana tersebut.

Captain Mafella bahkan tak turun dari kokpit dan minta izi  pada menara control agar mempercepat lepas landas 3 menit dari jadwal yang telah ditentukan.

Saat take off ia merasakan pesawat oleng tapi akhirnya berhasil lepas landas dengan baik.

Ia tak tahu kalau saat itu terjadi gempa kalau saja terlambat 3 menit maka ia tak bisa menyelamatkan 140 penumpang karena landasan bergelombang akibat gempa.

Beberapa menit setelah gempa ia berupaya menghubungi pihak bandara tapi sudah tak ada jawaban.

Simak video kesaksian Captain Mafella selengkapnya di bawah ini.



Captain Mafella menegaskan pentingnya untuk dekat dengan Tuhan sehingga selalu mendapatkan keselamatan di saat yang tepat. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.