Header Ads

Tips Memelihara Ikan Cupang dan Cerita Cundoko soal 'Kelezatan' Rupiah yang Diraup


KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Cundoko dan ikan cupang jualannya. 

Ikan kecil yang tenang dengan aneka gradasi warna di rumbai sirip dan ekor membuatnya jadi idola.  Apalagi ditambah dua kata kunci ajaib....yakni 'murah meriah'. Oke sip.... BUNGKUS!

KABARESOLO.COM - Adalah Cundoko (30) ayah satu anak warga Kalioso RT 1 RW 4 Karanganyar,  Jawa Tengah tampak asyik menata produk jualannya.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Inilah wadah atau rumah cantik untuk ikan cupang yang dijual Cundoko. 

Ia membawa pajangan dari bambu untuk menempatkan 'rumah cantik' sekaligus penghuninya yakni ikan cupang.

Ia sering mangkal di beberapa tempat terutama di sekolah-sekolah atau ada event-event tertentu. 

Kali ini KabareSolo.com berkesempatan bertemu Cundoko di depan SD Pangudi Luhur dan TK-SD Marsudirini. 

Tak butuh waktu lama begitu ikan-ikan cantik itu dipajang beberapa anak dan orangtuanya datang dan membeli.

KABAKABARESOLO/ROBERTUS RIMAWAN - Si cantik dan menawan ikan cupang. 

Mereka pun bertanya-tanya tentang ikan tersebut,  bagaimana perawatannya,  apa pakannya dan berapa harganya.

Memelihara ikan cupang menjadi satu cara orangtua melatih agar anak memiliki  tanggung jawab.

Memelihara,  merawat,  memberi makan dan bikin anak-anak berlatih luangkan waktu di sela-sela belajar serta bermain.

"Ikan cupang sering cepat mati pak,  padahal dipelihara baik," ujar seorang ibu yang berniat membeli ikan tersebut.

Cundoko hanya tersenyum tipis ekspresimya datar, tapi ia pun segera menanggapi pernyataan pembelinya.

"Oh itu biasanya ibu terlalu sering beri makan pelet kecil yang akhirnya bikin airnya kotor, " kata Cundoko.

Ia menyarankan agar ikan cupang yang dipelihara jangan sering diberi makan,  sebaiknya beri pelet kecil satu atau dua butir dalam jangka waktu tiga hari sekali bahkan satu minggu juga bisa.

Lalu airnya harus jernih dan tidak boleh diobok-obok.

Si pembeli pun manggut -  manggut tanda mengerti ia berlalu bersama anaknya membawa satu ikan cupang sekaligus rumah cantiknya.

Cundoko telah beber rahasia memelihara ikan cupang agar tidak cepat mati pada para pelanggannya.

Di sela -  selanya berjualan Cundoko pun berkisah tentang lezatnya berbisnis ikan cupang dan rumah cantiknya.

Awalnya Cundoko merupakan penjual mainan keliling,  tapi ia menilai hasil yang diraup hanya pas - pasan tak bisa lebih untuk tabungan.

Kemudian ia pun menikah,  istrinya bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi batik.

Suatu ketika ia melihat ada peluang untuk berjualan ikan cupang ia pun mencoba dan hasilnya lumayan.

Waktu berlalu ia kemudian berpikir bagaimana ikan cupang bisa menghasilkan uang lebih.

Kesulitan para pembeli biasanya soal tempat untuk ikan setelah membeli.

Biasanya ikan cupang hanya dimasukkan ke plastik biasa lalu diikat dengan karet gelang.

Kenapa tak dibuat wadah khusus dengan benda sederhana dan hiasan-hiasan menawan.

Ia akhirnya bersama istri mencoba membuat sebuah wadah untuk ikan cupang yang bisa dibawa langsung para pembeli.

Sang istri yang sudah berhenti bekerja akhirnya fokus untuk membuat.

Wadah ikan cupang berasal dari bekas gelas air minum kemasan plus mika,  hiasan bunga dan tumbuhan plastik,  dan beberapa pita-pita menawan.

Dengan sentuhan ketlatenan dan lem perekat yang kuat,  wadah atau rumah cantik ikan cupang itu pun jadi.

Kini ikan cupang tersebut dijual bersama rumah cantiknya Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per ekor.

Ia juga sering mendapat pesanan dari penjual ikan cupang lainnya agar dibuatkan  rumah cantik tersebut.

Cundoko bersama istri akhirnya memiliki dua sumber penghasilan yakni penjualan ikan cupang dan penjualan terpisah wadah atau rumah cantik ikan cupang hasil kreasi mereka ke pedagang ika  cupang.

Cundoko beli ke peternak ikan cupang di beberapa tempat satu di antaranya di Boyolali.

Per ekor ikan cupang harganya seribu rupiah.

Bahkan mungkin bisa lebih murah bila membeli dalam jumlah lebih banyak.

Setelah dikemas dijual paket dengan wadah cantiknya menjadi 10 kali lipat dari harga dasar.

Ia menjual terpisah wadahnya ke pedagang Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu.

Upaya Cundoko dan istri bisa jadi inspirasi usaha,  apapun produknya bila dikemas dengan menarik dan kreatif bisa menghasilkan lebih.

Dari hasil ini Cundoko bisa merenovasi rumahnya,  menabung dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Semoga sukses ya Pak Cundoko,  kisahmu menginspirasi.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Cundoko dengan jualan ikan cupangnya. 

Yuk dukung pelaku-pelaku bisnis kecil dengan membeli produk-produknya tanpa menawar bahkan lebih bagus kalau memberi lebih.

Selama ini kalau belanja di mall tak pernahkan bisa menawarkan ya?  

Ironisnya giliran beli ke pedagang kecil malah menawar.  (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.