Header Ads

Sunarman: Penyandang Difabel Terpuruk Secara Ekonomi Terbatas Akan Mobilitas

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Sunarman Sukamto saat beber kondisi nyata yang dialami penyandang difabel. 

KABARESOLO.COM - Potret nyata kondisi difabel dipaparkan rinci dalam launching Difa Shop,  aplikasi toko online untuk menampung para penyandang difabel,  Senin (20/8/2018) kemarin di Pendhapi Balaikota Solo.

Dalam paparannya Direktur Pusat Pengembangan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (PPRBM) Sunarman Sukamto beberkan fakta-fakta memprihatinkan yang dialami penyandang difabel.

Menurutnya penyandang difabel sama seperti warga biasa ingin mandiri, beraktivitas baik dan bekerja seperti biasa.

Namun kenyataannya,  hal tersebut sulit dilakukan.

"Perusahaan milik pemerintah maupun swasta diberi kuota untuk menampung kaum difabel tapi untuk bisa mengakses ke perusahaan sangatlah sulit, " jelasnya.

Menurutnya teman-teman difabel tak semuanya bisa memiliki kemampuan dalam hal mobilitas.

Penyandang difabel tak semua punya mobilitas mandiri sehingga sulit untuk bisa sampai perusahaan untuk kerja.  Bisa naik transportasi tapi relatif mahal.

"Meski saat ini di Kota Solo sudah ada kemudahan untuk penyandang difabel tapi saya bicara secara umum," imbuhnya.

Ia kemudian membeberkan kalau persoalan mendasar yakninkemiskinan di Indonesia turun satu digit kini di angka 9,5 persen tapi menurutnya kemiskinan difabel 76 oersen berdasarkan survei.

"Para penyandang difabel jangan lagi ada yang ditinggalkan. Kita mencoba memikirkan bagaimana berikan pekerjaan teman-teman difabel tanpa harus berpindah atau pulang pergi yakni mereka bekerja dari rumahnya masing-masing," jelasnya.

Maka Sunarman menilai dengan adanya Difa Shop ia meyakini bisa sangat membantu kaum difabel karena tak harus memiliki mobilitas tinggi.

Ia kemudian meminta Walikota Solo ubtuk memberikan kesempatan pada penyandang difabel misalnya ganti oli kendaraan milik pemerintah dari instansi-instansi serahkan saja ke difabel melalui Difa Shop.

"Instansi pemerintah beri 10 sampai 30 persen belanja di Difa Shoo atau beri jasa service ke kaum difabel," imbuhnya.

Dengan Difa Shoo ketika instansi butuh jasa perbaikan elektronik bisa ko tak kaum difabel,  ada event-event penting teman-teman difabel menurutnya pintar untuk memijat.

Sementara itu fakta memprihatinkan lainnya yakni lukusan SLB sulit cari kerja lantaran dinilai kualitasnya tak sesuai standar umum.

Maka dengan adanya Difa Shop menurut Sunarman merupakan solusi terbaik karena memiliki konsep berbagi,  berbelanja di toko kaum difabel bisa juga manfaatkan jasa kaum difabel.

Di akhir paparannya Sunarman memuji Walikota Solo yang rela batalkan acara di Jakarta demi acara kaum difabel.

"Siap nggak teman-teman kalau diberi kesempatan?  Siap nggak?" Tanya Sunarman yang kemudian dijawab siap secara serentak oleh penyandang difabel yang ikut dalam acara tersebut.

TERBENTUR REGULASI

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo yang hadir dalam kesempatan itu mengaku siap bantu tapi sesuai dengan aturan yang ada.

Namun sebelumnya ia menjelaskan kalau ia sebenarnya hampir saja tak bisa datang karena harus berada di Jakarta.

"Dari pagi mau berangkat ragu-ragu berangkat tidak,  berangkat tidak.  Kalau berangkat dikira tak mau ketemu teman-teman di sini kalau gak berangkat ke Jakarta ini juga penting."

"Akhirnya pesawat nggak mau terbang Tuhan yang memutuskan...yang membatalkan yang membuat saya hidup," imbuhnya kemudian terdengat tepuk tangan khalayak.

Walikota Rudy ingin pemerintah terlibat secara utuh,  kalau cuma perorangan dan sifatnya pribadi ia bisa mengimbau para PNS untuk membantu.

Yakni dengan memesan di Difa Shop,  tapi kalau secara resmi harus ada payung hukum.

"Kita penginnya terlibat tinggal pemerintah pusat kasih tempat atau tidak,  asal regulasi ada kita siap lakukan itu. E-katalog daerah ini akan kami sampaikan kami ajukan Difa Shop mandiri bisa masuk e-katalog pengadaan barang dan jasa perawatan kendaraan bermotor," kata Rudy.

Ia menilai bila hal ini dipaksakan bisa tapi khawatir di belakang akan menemukan masalah lantaran dinilai menyalahi aturan hukum dan bisa berurusan dengan aparat penegak hukum.

Walikota mengaku butuh persetujuan pemerintah secara hukum agar pemerintah daerah boleh belanja ke Difa Shop.

"Pengadaan gula,  air mineral, ATK itu banyak, taruh kata dibagi 70 persen di sana 30 persen di sini tak masalah di Solo tak ada istilah setor-setoran tapi yaitu butuh payung hukum agar tak ada masalah di belakangnya," tambah Rudy.

Meski demikian di hal lain Walikota mengaku siap bantu seperti pengadaan transportasi untuk band kaum difabel bila perlu nanti bisa tampil di acara kepresidenan.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Walikota Solo saat beri semangat penyanyi penyandang difabel di sela-sela acara.  Band dengan nama Komunitas Sukses ini sukses memberi hiburan terbaik. 


CUKUP PERDA

Selain walikota dan para pihak kementerian terkait datang di acara ini, hadir pula Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardhani.

Ia tertarik menanggapi kesulitan Walikota Soli terkait payung hukum dalam membantu kaum difabel.

Menurutnya saat ini sudah ada payung hukum tinggal pemerintah daerah yang menindaklanjuti.

"Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memperluas barang dan jasa dengan mengikutsertakan kaum difabel sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan."


KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Peresmian Difa Shop tampak nomor dua dari kiri Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari dan sebelah kanannya Walik

"Sudah ada undang-undangnya. Ini bisa ditindaklanjuti dengan dikeluarkan Perda.  Kita tak perlu menunggu,  perlu regulasi apa yang kita perlu segerakan," kata Jaleswari.

Pada kesempatan tersebut ia juga mengingatkan kalau pemerintah harus mengalokasikan dua persen dan satu persen pengusaha swasta untuk kuota pegawai kaum difabel.

Apa yang disampaikan Jaleswari tampaknya bisa bikin penyandang difabel bernafas dengan lega dan semoga bisa segera direalisasikan oleh Pemkot Surakarta. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.