Header Ads

Panji Rela Nyemplung Kolam demi Foto Ciamik! Pesona 'Tersembunyi' Umbul Senjoyo dan Tradisi Kuno 'Berendam'

KABARESOLO.COM - ROBERTUS RIMAWAN - Wisata Alam Mata Air Umbul Senjoyo, wisata alternatif yang rekomended, gratis biaya masuk dan banyak hal unik di dalamnya.

Di kejauhan terlihat sepasang muda-mudi sedang asyik foto-foto, si pria bahkan rela basah masuk kolam demi mendapatkan foto bareng ikan-ikan nancantik. Si wanita sibuk memotret dan beberapa kali si pria minta foto diulang karena belum puas lihat hasilnya.

KABARESOLO.COM - Itu adalah momen unik di sebuah area Konservasi Sumber Mata Air Desa Tegalwaton atau yang lebih dikenal sebagai Umbul Senjoyo.

Umbul Senjoyo akhir-akhir ini makin populer setelah beberapa akun Instagram traveller posting potensi keindahannya, satu di antaranya yakni ribuan ikan-ikan cantik di kolam yang super jernih.

Promosi gratis inilah yang bikin Umbul Senjoyo makin digandrungi dan banyak dikunjungi wisatawan.

Umbul Senjoyo menjadi tempat wisata alternatif yang murah meriah karena tak dipungut retribusi saat masuk ke kawasan.

Ada beberapa area kolam yang teraliri air dari mata air utama.

Pengunjung dipersilakan untuk masuk kolam, memberi makan ikan sambil foto-foto, syaratnya hanya satu yakni tak boleh mengambil ikan-ikan tersebut.

Selain keindahan alamnya, pesona ikan-ikan cantik, pemanfaatan air untuk berbagai keperluan oleh warga masyarakat, ada sebuah tradisi unik kuno yang sudah berjalan puluhan tahun.

Tradisi ini dipercaya oleh beberapa orang-orang tertentu bisa mendatangkan keselamatan, kesuksesan dan kemakmuran.

KabareSolo.com pada Kamis (23/8/2018) melakukan liputan langsung, memotret pesona-pesona Umbul Senjoyo dan mencari tahu tentang sekelumit kisah tradisi Jawa kuno langsung ke narasumber utama yakni tetua atau yang disebut sebagai juru kunci Umbul Senjoyo, simak kisah ini selengkapnya.

Pagi itu meski waktu menunjukkan pukul 09.30 WIB dan matahari sudah menunjukkan wajahnya tapi hawa dingin khas Kota Salatiga masih terasa.

Kota Salatiga hawa dinginnya mirip-mirip Kaliurang, Sleman Yogyakarta karena lokasinya di lereng Gunung Merapi.

Sementara Kota Salatiga berada di lereng Gunung Merbabu sehingga udaranya relatif sejuk dibanding wilayah-wilayah lain.

Umbul Senjoyo sebenarnya tidak masuk di wilayah Salatiga tapi lokasinya berbatasan langsung, sempat tersiar tentang pemerintah daerah setempat masih tarik ulur terkait pengelolaannya apakah akan dikelola Kota Salatiga atau Kabupaten Semarang.

Meski demikian secara administratif Umbul Senjoyo terletak di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

"Saya foto-foto untuk Instagram, ini kan mendadak populer karena ada akun Instagram traveller yang mengunggah foto-foto ikan," ujar Panji.

Saat ditemui KabareSolo.com Panji yang mengenakan baju keren layaknya anak-anak muda, dengan jaket dan topi, ia masuk kolam.

Ia rela celana pendeknya basah demi foto di kolam yang sangat jernih dengan ribuan ikan di sekelilingnya.

Panji merupakan satu orang yang berburu foto yang Instagramable.

Tampak beberapa kali ia melihat hasil foto teman wanitanya dan kemudian minta kembali diulang.

Panji merupakan warga sekitar ia tinggal di Ngaglik, Argomulyo, Kota Salatiga.

Di tempat tersebut ada juga sekelompok anak muda yang memilih berfoto di depan tulisan Senjoyo serta mencari angle tepat untuk foto menawan..

Bukan hanya anak muda yang mendominasi di lokasi tersebut untuk bersantai-santai.

Ada Tono Santosa (30) warga Karangduren RT 06 RW 02 Kembangsari, Tengaran Kabupaten Semarang.

KabareSolo.com mendapatinya tengah asyik memberi makan ribuan ikan-ikan cantik.

Tono bahkan membeli pakan ikan satu plastik besar seharga Rp 12 ribu yang dihabiskan dalam waktu satu minggu.

Ia mengaku melakukan hal tersebut dengan sukarela meski ia tahu secara materi ia tak mendapatkan keuntungan, karena jelas ikan-ikan tersebut tidak boleh diambil.

"Senang saja, daripada bengong nunggu di rumah," jelas pria yang bekerja di pabrik kayu lapis saat sore hari.

Pagi harinya seusai mengantar anak sekolah ia datang ke lokasi tersebut untuk refreshing sambil memberi makan ikan-ikan

Jeda waktu menunggu sampai anaknya pulang ia manfaatkan dengan bercengkrama dengan ribuan ikan yang jinak pada manusia.

Wajah Tono tampak semringah saat ia menaburkan pakan atau memasukkan tangannya yang berisi ikan di kolam.

Ribuan ikan berebut dan banyak ikan yang mencoba mengambil langsung pakan tersebut dari tangan Tono.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Panji saat melihat hasil fotonya dan meminta pada teman wanita di depan untuk menguang foto tersebut agar hasilnya lebih naik. Di kolam terlihat ikan-ikan cantik dengan air yang jernih.


Di lokasi tersebut ada ratusan orang yang beraktivitas, ada yang mencuci tikar, karpet, terpal dan juga cuci baju.

Ada Solikhatun (39) ia suka dipanggil bu Sol.

Saat itu isa sedang duduk santai dan baru saja beristirahat seusai cuci baju.

"Saya cuci baju dua hari sekali di sini, praktis, airnya melimpah dan jernih," ujar Sol dalam Bahasa Jawa.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Banyak warga sekitar yang memanfaatkan untuk cuci baju.


Menurut Sol ada sedikit perubahan di Umbul Senjoyo, sejak lima atau tujuh bulan lalu ada darmawisata dari mahasiswa yang melepas ribuan ikan, kini tempat itu makin ramai.

Sol merupakan warga Cabean Wetan RT 20 RW 04, Salatiga, Jateng, ia harus menggunakan sepeda motor dengan jarak sekitar dua kilometer dari rumah ke Umbul Senjoyo untuk cuci baju.

Di lokasi tersebut terlihat puluhan ibu-ibu dan beberapa pria yang melakukan aktivitas dari cuci baju hingga tikar, karpet atau sejenisnya.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Tangan Tono Santosa yang dikerubuti ikan-ikan saat ia memberi makan langsung. Ikan-ikan ini jinak dan tak takut dengan manusia lantaran memang di lokasi tersebut siapapun tak terkecuali dilarang mengambil ikan-ikannya.


GELIAT EKONOMI

Selain untuk kegiatan cuci mencuci atau santai berfoto dengan ikan-ikan, di lokasi tersebut juga mendatangkan rezeki bagi warga sekitar.

Beberapa warung-warung makan terlihat bahkan ada penjual keliling, mulai dari bakso, es serta berbagai makanan lainnya.

Sarifudin (40) warga Bener Tengaran tiap hari ia berjualan cilok di Umbul Senjoyo.

Ia menempuh jarak 1,5 km dari rumah ke Umbul Senjoyo.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Di kawasan ini saat HUT RI 2018 dilakukan pula upacara bendera.


Ia merasakan cilok jualannya ebih laku saat hari libur atau tanggal merah dan 20 persen meningkat penjualannya setelah ada daya tarik tambahan yakni ribuan ikan-ikan yang dilepas mahasiswa.

Bukan hanya Sarifudin yang merasakan manfaatnya, ada Sutrisno (65) warga Kadipurwo, Bener, Tengaran, Kabupaten Semarang ini merupakan pengelola parkir dan kamar mandi.

Ia bahkan terlihat melayani pengunjung yang akan membeli es dawet.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Larangan mengambil ikan dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Aksara Jawa.


Menurutnya Umbul Senjoyo sudah ada sejak lama bahkan sejak tahun 1970-an, dan akhir-akhir ini ia merasakan ada perubahan makin ramai sejak dipasang tulisan Senjoyo pada tahun 2017 yang dikelola masyarakat sekitar.

Ditambah lagi dengan ribuan ikan yang jadi daya tarik tersendiri.

"Hari minggu atau hari libur sangat ramai, apalagi malam Satu Suro untuk kungkum (berendam) ya itu kepercayaan masing-masing mas," ujar Sutrisno.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Mbah Jasmin, Juru Kunci Umbul Senjoyo generasi ketiga yang lahir di tahun 1929 ditemui di kediamannya.


TRADISI KUNO BERENDAM DI UMBUL SENJOYO

Ternyata Umbul Senjoyo tak hanya menunjukkan pesona tersembunyi seperti keindahan alamnya, kesegaran udara, gemericik air yang menenangkan, ikan-ikan cantik yang menggemaskan tapi juga tradisi kuno hal-hal berbau mistik yang masih dipercaya sebagian orang.

Pagi itu KabareSolo.com disarankan untuk bertemu dengan Mbah Jasmin (89).

Mbah Jasmin disebut sebagai tetua atau orang yang dituakan di Umbul Senjoyo bahkan disebut juga sebagai Juru Kunci Mata Air Umbul Senjoyo.

Ditemani dengan pengunjung setempat ke rumahnya, selama sekitar 30 menit Mbah Jasmin bercerita tentang tradisi tersebut.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Lokasi kolam utama yang jernih, di lokasi ini sering dilakukan tradisi kuno berendam, tapi saat ini tak sedikit yang memanfaatkan untuk berenang.


Saat ditemui, Mbah Jasmin merupakan sosok yang sederhana dan ramah, usianya yang senja membuatnya tak bisa bergerak cekatan.

Ia berjalan tertatih dan menyambut serta mempersilakan untuk duduk dengan ramah.

Mbah Jasmin dikenal penduduk sekitarsebagai seseorang yang memiliki kelebihan dalam hal spiritualitas, dihormati dan disegani.

Meski demikian ia rendah hati bahkan mengaku pada KabareSolo.com hanya orang biasa yang bodoh dan mendapatkan tugas untuk merawat tradisi tersebut.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Kolam untuk berendam yang sangat jernih serta menyegarkan. JAdi lokasi warga sekitar untuk berenang.


Mbah Jasmin merupakan generasi ketiga juru kunci atau penjaga mata air Umbul Senjoyo.

Ada cerita legendaris terkait orang-orang hebat dan digdaya di masa lampau yang terkait Umbul Senjoyo.

"Dulu mata airnya tinggi makanya disebut sebagai Umbul dari kata mumbul (naik), mata airnya naik kemudian oleh seseorang (menyebut nama tokoh) diambil sehela rambut untuk menyumpal mata air tersebut sehingga saat ini airnya tak terlalu besar," jelas Mbah Jasmin dalam Bahasa Jawa halus.

Ia kemudian bercerita tentang Mata Air Umbul Senjoyo.

Beberapa orang yang percaya melakukan tradisi berendam semalam suntuk dengan beberapa uba rampe seperti menyan, minyak telon dan lain-lain.

Mbah Jasmin mengaku akan membantu orang-orang yang percaya untuk membersihkan jiwa dan raga sehingga apa yang diinginkannya bisa terwujud.

KABARESOLO.COM - Tono Santosa seorang warga yang sedang memberi makan ikan-ikan. Sebuah cara ia untuk refreshing.


"Saya menyampaikan doa pada Gusti ingkang paring jagat (Tuhan Yang Maha Kuasa) melalui cara ini," jelasnya.

Dan menurutnya banyak orang yang ingin menjadi PNS, ada yang ingin naik jabatan, ada yang tak ingin dipindahtugaskan, ada yang ingin bisnisnya sukses, tak sedikit yang bisa mencapai keinginan ini.

"Syaratnya dengan membersihkan raga dan jiwa dari kotoran dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan sungguh-sungguh, saya selama ini yang diberi amanah untuk membantu," jelasnya lagi dalam Bahasa Jawa halus.

Di lokasi tersebut memang ada sebuah kolam yang sangat jernih dan disebut-sebut sebagai sumber mata airnya.

Mbah Jasmin saat ini maklum kalau lokasi tersebut kini justru dikeal sebagai kolam renang, tak sedikit yang hanya ingin berenangatau main-main air.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Kolam dengan ribuan ikan yang menawan.


Ia mengaku selama ini hanya meneruskan amanah untuk menjaga tradisi dan menyerahkan sepenuhnya pada pribadi masing-masing ada yang percaya silakan yang tidak juga tidak apa-apa.

Tradisi kuno berendam untuk membersihkan hati dan jiwa demi terkabulnya keinginan besar di hidupnya, menjadi kearifan lokal yang khas.

Hal ini menjadikan Umbul Senjoyo jadi lokasi wisata alternatif yang komplit, bagi yang ingin bersantai main air, foto-foto untuk Instagram bahkan cuci baju silakan.

Ada yang ingin melestarikan habitat asli flora dan fauna dengan menambah bibit ikan ya silakan.

KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Pemerintah setempat menetapkan kawasan ini sebagai Kawasan Konservasi Sumber Mata Air.


Ada yang ingin berjualan untuk menambah pemasukan di lokasi wisata tersebut juga silakan.

Nah bagi yang percayai dengan berendam mampu mendatangkan kebahagiaan, kesuksesan dan kemakmuran juga silakan.

Semua berjalan beriring dalam damai dan tentram.

Mari jaga alam dan tradisi yang beraneka ragam, jangan lupa ajak tean atau keluarga untuk berwisata di Umbul Senjoyo ya. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo) 






Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.