Header Ads

Astaga, Masih Balita 'Memberontak'! Ternyata Gara-gara Kesalahan Sepele Orangtua Ini

 
Ilustrasi - Kenapa anak memberontak pada orangtua? Psikolog ini beber kesalahan sepele orangtua yang tanpa sadar dilakukan.

KABARESOLO.COM - Pernahkah mendapati anak meskipun masih berusia di bawah lima tahun sudah memiliki sikap 'memberontak' pada orangtuanya?

Atau mungkin tidak respek pada satu di antara dua orangtuanya

Kadang-kadang bersikap manipulatif yakni memanipulasi orang lain untuk memperoleh apa yang diinginkan.

Kalau beberapa hal ini menjadi ciri-ciri anak Anda mungkin tanpa sadar sebagai orangtua telah melakukan kesalahan sepele ini, Kamis (18/1/2018).

Sebagai orangtua tentu memiliki cara didik tersendiri, bahkan meski telah menikah dan klop bertahun-tahun masih saja setiap orang memiliki sikap beda tergantung kepribadian masing-masing.

Baik ayah maupun bunda tanpa sadar memiliki cara didik yang berbeda menyikapi perilaku anaknya.

Hal ini diungkap oleh Psikolog yang notabene mantan artis cilik Mellissa Grace.

Melalui akun Instagram miliknya @mellissa_grace, Psikolog cantik ini menjawab pertanyaan netizen.

Netizen itu bertanya tentang perbedaan cara pandang dua orangtua dalam mendidik.

Bunda mencoba memandirikan anak sementara si ayah justru memanjakan.

Perilaku sepele ini ternyata berdampak fatal bagi perkembangan sikap anak di kemudian hari.

Bahkan dalam keseharian akan terlihat ciri-ciri pada anak Anda, bila sudah terlihat itu tandanya pengaruh didikan yang 'tidak kompak' sudah mulai tertanam.

Menurut Mellissa saat dua orangtua tak memiliki cara pandang yang sama dalam mendidik seperti yang satu memandirikan sedangkan yang satu memanjakan, imbasnya anak akan kebingungan.

Anak akan bigung mana yang akan jadi panutan, antara harus atau tidak harus melakukan sesuatu.

Selanjutnya anak akan menjadi tirdak respek pada satu atau justru pada kedua orangtuanya.

Kemudian anak juga akan bersikap manipulatif.

Anak itu akan bersikap manis pada bunda jika menginginkan sesuatu lalu ketika pada ayahnya menggunakan sikap yang berbeda.

Ternyata ciri-ciri yang disampaikan Psikolog ini juga dialami oleh penulis.

Istri penulis cenderung tegas dalam mendidik sementara penulis sendiri tanpa sadar beri toleransi lebih pada anak.

Imbasnya ketika di depan bundanya si anak cenderung bersikap manis, sementara ketika meminta sesuatu pada ayahnya cenderung 'kolokan' nangis, manja.

Pada momen tertentu si anak bahkan berani memberontak karena merasa 'selamat' dari konsekuensi hukuman dari satu di antara dua orangtuanya.

Bila bunda marah toh nanti ayah akan membela.

Selain itu perilaku anak pun tak konsisten kadang memiliki sikap baik, kadang tiba-tiba rewel.

Postingan Mellissa Grace dapat disimak di sini.


Hal ini juga nyata dialami oleh penulis dan setelah mengetahui kesalahan ini akhirnya berkomitmen dengan istri untuk selalu kompak dalam mendidik.

Harus kompak untuk bilang tidak, tegas tapi lembut atas perilaku anak yang kurang tepat.

Semoga bermanfaat dan terus belajar untuk menjadi orangtua terbaik bagi anak-anak kita. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.