Jiwa-jiwa Muda di Balik Kesuksesan dan Kemeriahan Solo Keroncong Festival 2019
KABARESOLO.COM/ROBERTUS RIMAWAN - Jangan lewatkan Solo Keroncong Festival Sabtu 27 Juli 2019 nanti malam hari terakhir lho. |
Senyum semringah terpatri di wajah seorang lansia. Dibantu anaknya turun dari sepeda motor lansia itu kemudian berjalan tertatih dengan sebuah tongkat. Seolah tak ingin melewatkan segala momen, matanya tak hiraukan jalan yang dilewati ia malah fokus pada gemerlap lampu panggung dan suara merdu nyanyian keroncong. Dan tinggal anaknya yang kewalahan memegang ibunya yang penuh antusiasme.
KABARESOLO.COM - Wanita lansia ini hanya gambaran kecil dari kemeriahan dan kebahagiaan yang tercipta dari momen Solo Keroncong Festival, Jumat 16 Juli 2019 malam.
Solo Keroncong Festival hari pertama sukses dan meriah, penonton memenuhi halaman Balaikota Solo.
Kursi-kursi yang disediakan tak mencukupi kebutuhan saking banyaknya pengunjung yang datang.
Sebagian memilih untuk berdiri sebagian ada yang rela duduk di atas rerumputan.
Malam itu memang malam yang menawan bagi penikmat keroncong, panggung yang apik dengan tata lampu yang memukau sukses membawa penonton menikmati lagu-lagu keroncong para penyanyinya.
Panggung dengan desain sebuah gedung putih dengan tulisan Museum Radya Pustaka Surakarta lengkap dengan bunga-bunga imitasi yang menambah semarak setting panggung.
Di samping kanan kiri ada layar lebar yang membantu para penonton bisa melihat lebih jelas para penyaji di panggung.
Berdasarkan pengamatan KabareSolo.com banyak penonton merupakan kaum lansia, musik keroncong memang identik dengan penikmatnya para warga berumur.
Mereka seolah ingin kembali mengenang lagu-lagu tempo dulu dengan alunan keroncong yang memikat.
Ada juga anak-anak muda yang menonton panggung keroncong ini tapi tak sebanyak lansia.
Meski demikian di balik kesuksesan dan kemeriahan acara ini ada sumbangsih anak-anak muda dari seluruh Indonesia.
Maka tak heran bila panitia mengambil tema 'Warna Warni Kroncong Nusantara #2'.
Di sebuah kesempatan KabareSolo.com berbincang dengan Zilqi dan teman-temannya.
Ia merupakan bagian dari rombongan pengisi acara di Solo Keroncong Festival ini berasal dari UPI Bandung.
"Yang main adik-adik angkatan, kami sudah tampil sebelum-sebelumnya," kata Zilqi.
Menurutnya selama ini keroncong identik dengan penyaji baik pemain musik maupun penyanyi adalah orang-orang berumur.
Padahal tidak, saat ini banyak generasi-generasi muda yang menggemari musik keroncong.
Di kampusnya memang tak ada jurusan khusus musik keroncong tapi banyak adik-adik angkatannya yang rutin berlatih.
Ada dua hal pertama kini banyak anak muda yang mulai menggemari dan berkecimpung di seni musik keroncong.
Kedua selama ini UPI Bandung jarang absen atau selalu diundang di event Solo Keroncong Festival.
"Banyak penyaji-penyaji di Solo Keroncong Festival yang dikirim adalah generasi-generasi mudanya," kata Zilqi.
Ia dan kawan-kawannya berharap musik keroncong bisa berkembang pesat dan anak-anak muda mendapat ruang lebih banyak semacam ini untuk leluasa berkarya atau tampil.
Solo Keroncong Festival 2019 sukses menghibur dengan berbagai warna-warni kroncong nusantara.
Seperti penampilan semalam dari Tanjung Enim Sumatera Selatan penyanyinya juga beri penjelasan beberapa kata dengan bahasa daerahnya.
Penonton tak hanya menikmati musik saja tapi juga belajar bahasa baru.
Ini baru hari pertama lho, nanti malam hari kedua.
Owh ya jangan lewatkan ada bintang tamu Dorce Gamalama lho.
Selamat menikmati malam minggu dengan cara baru yakni musik keroncong.
Solo Keroncong Festival terakhir nanti malam, Sabtu 27 Juli 2019, jangan sampai terlewatkan. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan)
Post a Comment