Header Ads

Cara Mudah Membedakan Tas Kulit Asli dan Sintetis serta Empat Jenis Sebutan Bahan Kulit

DOK KOENTJI INDONESIA - Berbagai produk kulit Koentji Indonesia dengan bahan premium dan berkualitas tinggi, jaminan mutu dan keaslian.

Jangan mudah tergiur dengan penampakan tas yang mulus lalu ditambah embel-embel impor tapi harganya murah. Harga jutaan saja belum tentu kulit asli. Simak kupasan ini selengkapnya.

KABARESOLO.COM - Bagi orang awam, membedakan kulit asli dengan kulit sintetis tidaklah mudah, tapi sebenarnya sangat sederhana yaitu dengan memperhatikan 6 hal berikut.

Tulisan ini merupakan kupasan dari brand Koentji Indonesia yang memproduksi tas serta dompet kulit asli kualitas premium.

Produk Koentji Indonesia bisa didapatkan diecommerce Shopee Koentji.Indonesia

Nah berikut ini 6 cara mudah untuk membedakan tas kulit asli atau sintetis.

1. Tempat Produk Kulit Dibeli

Cara pertama yang paling mudah adalah lokasi pembelian.

Kalau di pasar tradisional ada banyak tipe penjual, ada yang jujur tapi ada juga yang berbohong hanya supaya jualannya laku.

Bisa jadi kulit sintetis dikatakan kulit asli dengan tujuan agar banyak yang beli.

Nah karena itu, pastikan dulu beli di lokasi yang terpercaya bahkan bila perlu yang berani kasih jaminan.

Seperti kami, Koentji Indonesia, berani berikan jaminan uang kembali secara utuh apabila produk yang kami jual bukan kulit asli.

Bila belanja di tempat kami, boleh dicek dengan membawa produk kami ke ahli perkulitan untuk memastikan keaslian kulitnya.

2. Periksa Labelnya

Produk berbahan kulit sintetis biasanya buatan pabrik.

Ada label-label yang bisa menjadi penanda tulisan manmade materials atau fabric materials misalnya, itu juga menjadi sebuah penanda.

Sedangkan pada produk kulit asli biasanya juga akan menyertakan label kalau bahan yang digunakan adalah kulit asli.

3. Periksa Teksturnya

Kulit sintetis biasanya berbahan plastik yang dibuat semirip mungkin dengan kulit asli, tapi justru terlihat lebih sempurna.

Coba raba dan perhatikan secara seksama. Kulit asli akan tampak tekstur dan pori agak kasar, ada juga yang halus tergantung pengolahan kulitnya akan tetapi tetap lebih kasar dibandingkan dengan kulit sintetis.

Kulit sintetis lebih halus. Ketika disentuh biasanya juga agak sedikit memantul karena semacam ada lapisan tambahan pada kulit sintetis dan jahitannya lebih sempurna, sementara kulit asli jahitannya agak kasar di bagian tepi.

Perhatikan pula lapisan bahannya, kulit sintetis memiliki tambahan lain yang menempel sedangkan kulit asli tidak.

4. Periksa Aroma Kulitnya

Cara lain untuk membedakan kedua jenis kulit ini yakni dengan cara mencium aromanya.

Kulit sintetis aromanya berbeda, aroma plastik buatan pabrik kental terasa sementara untuk kulit asli, aromanya khas kulit.

Selain aroma, kelebihan kulit asli lainnya adalah tahan lama tidak pecah-pecah.

Sedangkan kulit sintetis akan pecah-pecah setelah setahun atau dua tahun pemakaian.

5. Harga Tidak Pernah Bohong

Produk kulit sintetis dibuat untuk menekan harga. Dibuat dalam skala besar dan bahannya beberapa kali lipat lebih murah dibandingkan dengan kulit asli.

Sedangkan kulit asli harganya relatif lebih mahal dibandingkan kulit sintetis.

6. Cara Ekstrem, Dibakar

Cara terakhir tetapi tidak dianjurkan adalah dengan cara ekstrem, dibakar. Tapi jangan coba-coba karena tentu cara ini akan merusak produk.

Namun perlu diketahui saja, ketika produk berbahan kulit sintetis dibakar, akan mudah meleleh dan baunya khas plastik terbakar.

Sementara produk berbahan kulit asli cenderung lebih sulit terbakar tapi ingat tetap bisa terbakar.

Bila terbakar, akan mengeluarkan aroma kulit terbakar.

Setelah mengetahui cara membedakan produk kulit asli dan imitasi, ternyata jenis kulit untuk bahan membuat produk ada beberapa macam.

Yuk kenalan dengan 4 jenis bahan produk kulit berdasarkan proses pengolahannya.

Hai para pecinta kulit asli (genuine leather lovers), pada tulisan kali ini kita akan bahas macam-macam bahan produk kulit yaa...

Tentunya kita semua harus tahu kalau sebelum siap dijahit menjadi produk seperti tas, dompet, sepatu, sandal dll, kulit itu melalui proses pengolahan yang panjang.

Nah dari proses pengolahan tersebut, akan menghasilkan tekstur dan tampilan kulit yang beraneka ragam, yang tentunya juga akan mempengaruhi nilai jual masing-masing kulit.


DOK KOENTJI INDONESIA: Locita Brown by Koentji ini terbuat dari bahan kulit nabati.


1. Kulit Nabati

Disebut Kulit Nabati itu karena proses penyamakannya dilakukan dengan cara nabati. Hasilnya, kulit dengan penyamakan nabati akan memiliki warna natural, lebih tebal dan kaku.

Proses penyamakannya menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung bahan penyamak.

Penyamakan dengan cara ini terbilang paling sederhana dan prosesnya lebih mudah dibanding proses penyamakan jenis lain sehingga mampu menekan harga menjadi lebih terjangkau, lebih murah dibanding bahan kulit lainnya.

Biasanya penggemar kulit jenis ini adalah turis mancanegara lantaran mereka lebih suka warna-warna natural apalagi pengolahannya yang alami.


DOK KOENTJI INDONESIA - Emerita Red by Koentji ini terbuat dari bahan kulit krom.


2. Kulit Krom

Jenis kulit ini proses penyamakannya bertolak belakang dengan kulit nabati, yaitu menggunakan bahan-bahan kimia krom sulfat basa, sehingga dinamakan Kulit Krom.

Hasilnya pun berbeda dengan kulit nabati.

Kulit krom lebih lemas tidak kaku seperti kulit nabati. Selain itu, kulit krom juga lebih tipis dibanding nabati namun tetap kuat.

Harganya tentu lebih mahal dibandingkan dengan kulit nabati.

Untuk jenis kulit krom ini biasanya diwarnai dengan cat pigmen sehingga bisa menghasilkan produk dengan warna-warna yang cantik.

Finishingnya bisa beraneka ragam juga mulai dari yang polos, milling maupun emboss tekstur (seperti kulit jeruk, kulit buaya/croco, kulit ular, batik dll).


DOK KOENTJI INDONESIA - Handbag Ambawani by Koentji berbahan kulit Pull - Up.


3. Kulit Pull-Up

Bahan kulit pull-up memiliki sifat lembut, lentur tapi tebal.

Proses penyamakannya hampir sama dengan kulit krom, hanya saja finishing kulit jenis ini menggunakan minyak pull-up yang menyebabkan warna tampak lebih muda ketika kulit ditarik.

Untuk harga kulit pull-up hampir sama dengan kulit krom, masih di atas kulit nabati.


DOK KOENTJI INDONESIA - Wara Blue & White by Koentji ini terbuat dari bahan kulit suede.


4. Kulit Suede

Kulit suede ini disebut sebagai bahan yang paling tinggi dibandingkan ketiga bahan kulit lainnya.

Sifat kulit suede ini sangat lembut bahkan tampak seperti agak berbulu.

Produk dengan bahan kulit suede harganya lebih mahal dibanding ketiga bahan kulit sebelumnya.

Proses penyamakannya lebih rumit, selain itu perawatannya juga lebih ekstra dibandingkan jenis kulit lainnya. Turis-turis mancanegara juga menyukai jenis kulit ini.

Nah setelah membaca tentang jenis-jenis bahan kulit di atas, kamu lebih suka yang mana? (ARTIKEL BRAND KOENTJI INDONESIA)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.