Header Ads

'Perjuangan' di Balik Upaya Terwujudnya RSUD Semanggi RSUD Kedua Kota Solo

ISTIMEWA - Infografis syarat izin operasional RSUD Semanggi.

KABARESOLO.COM - Demi mewujudkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakat tentu ada kisah di baliknya, lika-liku masalah, perjuangan, memikirkan solusi dan berharap bisa terealisasi demi pelayanan bagi masyarakat.

Hal inilah yang terjadi pada upaya mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kedua bagi warga Kota Solo yakni RSUD Semanggi Rabu 17 Oktober 2018.

Membuat sebuah RSUD tak seperti membalikkan telapak tangan, tak sekedar membangun gedung yang bagus, besar, ruangan berstandar tapi juga tahapan proses dan penilaian hingga layak jadi sebuah rumah sakit yang sesuai dengan ketentuan.

Dan untuk membangun RSUD Semanggi ternyata diperlukan perjuangan, simak kisah tersebut selengkapnya di sini.

RSUD Semanggi merupakan RSUD kedua bagi Kota Solo yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

Sebelumnya RSUD Ngipang untuk melayani warga Solo sebelah Utara sedangkan RSUD Semanggi dikebut pembangunannya untuk melayani warganya sisi Selatan.

RSUD Semanggi berada di Kelurahan Semanggi merupakan 1 dari 51 kelurahan di Kota Surakarta. merupakan bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon.

Mengutip informasi dari Humas Pemkot Surakarta, Hari Selasa 16 Oktober 2018 kemarin, Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menargetkan RSUD Semanggi sudah bisa mulai melayani masyarakat pada HUT RI ke-74 atau Bulan Agustus 2019.

Walikota Surakarta mengatakan menjelaskan kalau pembangunan saat ini sudah sekitar 51 persen.

"Mei sudah selesai pembangunannya, Juni Juli alat masuk dan Agustus bisa mulai beroperasi melayani masyarakat," ujar Walikota Solo dalam tayangan video pendek.

Pembangunan RSUD enam lantai diluas bangunan 18.639 meter persegi ini menelan anggaran sekitar Rp 192 miliar untuk pembangunan fisik dengan 200an tempat tidur.

Dengan rincian ada 39 Tempat Tidur (TT) kelas I, 22 TT kelas II, 124 TT kelas III, dan kelas VIP sebanyak 9 TT.

PERUBAHAN RENCANA

Ada kisah di balik upaya mewujudkan rumah sakit ini, bahkan hingga dilakukan perubahan rencana.

Berharap rencana tersebut bisa berjalan dengan lancar dan RSUD Semanggi bisa terealisasi untuk membantu warganya.

Seperti dikutip dari situs resmi milik Pemkot Solo, ada perubahan rencana terkait operasional RSUD Semanggi.

Awalnya Pemkot Surakarta berencana agar RSUD ini beroperasi sesuai dengan pelayanan standar sesuai tipe rumah sakit.

Nah rencana tersebut diubah, pelayanan medis terbatas diupayakan agar masyarakat bisa secepatnya merasakan manfaat keberadaan rumah sakit tersebut.

“Kami berupaya agar sebagian pelayanan bisa disediakan RSUD Semanggi pada awal tahun depan. Paling tidak sebagian pelayanan dulu, misalnya rawat jalan dan pelayanan dokter spesialis. Jadi jika konstruksi sudah siap, maka pelayanan medis yang bisa dijalankan akan kami berikan,” ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, Purwanti melalui situs resmi Pemkot Surakarta yang ditayangkan pada Senin 8 Oktober 2018 lalu.

Selain itu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pembangunan RSUD Semanggi, Budiyono menambahkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana (sarpras) kesehatan ke Kementerian Kesehatan harus dilampiri izin operasional rumah sakit. Dan untuk mengajukan izin operasional, bangunan harus jadi dan telah memberikan pelayanan medis terlebih dahulu.

Maka pembiayaan pengadaan sarpras di luar APBN akan dimaksimalkan.

Ia menambahkan Pemkot Solo berupaya mengalokasikan pengadaan itu dalam APBD 2019 sekurang-kurangnya Rp 50 miliar.

Anggaran sebesar itu rencananya dipakai guna memenuhi kelengkapan beberapa fasilitas, seperti instalasi gawat darurat (IGD), fasilitas bagi pasien rawat jalan serta pemeriksaan dokter spesialis.

"Jika permohonan anggaran itu nantinya disetujui, Pemkot pun bisa sedikit bernafas lega. Satu langkah sudah aman. Setelah bangunannya selesai dibangun, tinggal diproses izin operasional RSUD sembari berjalan (melayani pasien),” ujar Budiyono masih dikutip dari website resmi Pemkot Surakarta.

Tak hanya APBD, alternatif pendanaan dari Pemprov Jateng diajukan, tapi menurutnya hingga Senin 8 Oktober 2018 lalu belum ada jawaban dari Pemprov.

"Kami sudah mengajukan permohonan bantuan gubernur (Bangub) sekitar Rp 5 miliar. Sebab kebutuhan mendesak selain alat kesehatan (alkes) adalah pembangunan ruang operasi,” kata Budiyono. 

BONGKAR KONSTRUKSI

RSUD Semanggi rencananya akan dilengkapi empat ruang operasi sesuai standar pelayanan rumah sakit tipe C.

Namun menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, Purwanti masih dikutip dari situs resmi Pemkot Kota Surakarta, pembangunan ruang operasi tersebut tak bisa dikerjakan setelah bangunan jadi.

Ada konstruksi yang harus dibongkar untuk mewujudkan ruangan tersebut.

Sementara itu terkait tahapan pembangunan, target selesai pada Mei 2019 dan senada dengan Walikota Solo Agustus atau sekitar akhir tahun pelayanan kesehatan terbatas akan diselenggarakan agar pemrosesan izin operasional dan pengadaan sarpras dari APBN tak terkendala.

Sedangkan soal kebutuhan tenaga medis hingga saat ini sudah mulai dihitung dan tetap mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 56/2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

Ternyata banyak juga kan kendalanya demi membangun sebuah rumah sakit yang sesuai standar.

Pemkot Surakarta sendiri mendedikasikan RSUD Semanggi ini bagi warga kurang mampu.

Semoga pembangunan lancar dan bisa segera bermanfaat bagi masyarakat Kota Surakarta dan sektarnya. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.