Sate Madura di Solo Berbeda dengan Sate di Madura Sono! Cak Junaidi Beber Rahasianya
Â
KABARESOLO.COM - Kuliner yang paling populer selain nasi goreng adalah sate Madura. Siapa tak kenal sate ayam Madura yang dikenal dengan kelezatannya.
Kali ini Redaksi KabareSolo.com berbincang dengan penjual sate khas Madura keliling dengan gerobak khasnya bentuk perahu, Jumat (5/1/2018) malam.
Cak Junaidi (26) namanya pria yang telah memiliki satu anak ini, kompak bersama istrinya berjualan sate.
Kalau sang istri jualan sate dengan baskom di atas kepala keliling jalan kaki dari siang hingga sore hari, sementara dirinya gunakan gerobak genjot keliling sore hingga malam hari.
Kira-kira tiap hari mungkin ia menempuh jarak sekitar 10 kilometer.
Sate Cak Junaidi sangat enak dan murah.
Ya sangat murah dan kami adalah langganan setianya, karena enak dan murahnya inilah maka Redaksi KabareSolo.com ingin mengupasnya.
Dalam bincang-bincang kami, Cak Junaidi juga beber hal yang jarang diketahui.
Sate Madura yang dijual di Jogja dan Solo ternyata sangat berbeda dengan sate yang dijual di Madura sono (tempat asalnya).
Apa saja perbedaannya, simak selengkapnya.
Cak Junaidi bersama anak istri tinggal dengan dua keluarga lain asal Banjar Madura di sebuah rumah kontrakan harga sewanya Rp 8 juta per tahun.
Ia keliling dengan gerobak sate di wilayah Singopuran, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Berdua dengan istri mereka berdua berhasil menjual sekitar 500 an tusuk sate tiap hari, dengan penghasilan bersih per hari Rp 250 ribuan.
Suara khas gerobak Cak Junaidi ketika lewat adalah gemerincing krincing dengan irama pelan dan tetap.
Itu sebuah penanda kalau yang lewat adalah Cak Junaidi, sementara bila penjual sate lainnya yang kami nilai sate buatannya masih kalah lezat suara gemerincingnya bertempo cepat.
Rahasia kelezatan sate ayam khas Madura bikinan Cak Junaidi ada pada daging ayam, kulit dan jeroan yang empuk saat digigit serta paduan saus kacang yang enak.
Gurihnya daging ayam menyatu dengan saus kacang bikinannya.
Lezat!
Harganya pun sangat murah, per tusuk Rp 700,-.
Coba beli saja Rp 20 ribu atau Rp 25 ribu tanpa lontong, Anda akan mendapat 37 tusuk sate yang lezat cukup untuk 4 orang.
Cak Junaidi yang sudah 5 tahun di Solo dan sebelumnya ikut orang di Jogja beber fakta soal sate Madura yang dijual di Jawa dengan sate Madura yang dijual di tempat asalnya Madura.
"Sate yang dijual di Solo sudah menyesuaikan lidah orang Solo. Satenya identik dengan gurih dan manis sehingga saat disajikan perlu ditambah kecap manis lebih banyak," ujar Cak Junaidi.
Hal ini sangatlah berbeda dengan sate yang dijual di Madura, orang-orang Madura menurut pria asal Banjar Madura ini tak terlalu menyukai manis.
"Saus kacangnya lebih banyak rasa asin bukan manis seperti selera orang Solo atau Jogja. Di sana malah diberi kecap asin," imbuhnya.
Selain itu jangan kaget bila ke Madura, justru jarang ditemui penjual sate ayam.
Di Jogja atau Solo banyak penjual sate kambing maupun ayam, sementara di Madura justru lebih banyak dijual sate sapi.
Sangat berbeda ya, baru tahu.
Oh ya di sana sate sapi per porsi dengan 7 tusuk sate harganya Rp 20 ribu.
Jadi sudah tahu ya bedanya sate Madura yang dijual di Solo dengan sate asli Madura di Madura sana.
Ternyata penjual tetap harus mampu membuat sate yang disesuaikan dengan lidah atau selera warga setempat tujuannya ya agar laku.
Penasarankan dengan sate Cak Junaidi? Kalau lewat Singopuran malam hari ada gerobak bentuk perahu dengan bunyi gemerincing yang pelan mungkin itu Cak Junaidi.
Beli ya dan rasakan kelezatan sate buatannya yang fenomenal. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
KabareSolo.com - Sate Cak Junaidi lezat dan murah. Ia membuat spesial untuk lidah orang Solo, sementara sate asli Madura begini citarasa sebenarnya menurut Cak Junaidi. |
KABARESOLO.COM - Kuliner yang paling populer selain nasi goreng adalah sate Madura. Siapa tak kenal sate ayam Madura yang dikenal dengan kelezatannya.
Kali ini Redaksi KabareSolo.com berbincang dengan penjual sate khas Madura keliling dengan gerobak khasnya bentuk perahu, Jumat (5/1/2018) malam.
Cak Junaidi (26) namanya pria yang telah memiliki satu anak ini, kompak bersama istrinya berjualan sate.
Kalau sang istri jualan sate dengan baskom di atas kepala keliling jalan kaki dari siang hingga sore hari, sementara dirinya gunakan gerobak genjot keliling sore hingga malam hari.
Kira-kira tiap hari mungkin ia menempuh jarak sekitar 10 kilometer.
Sate Cak Junaidi sangat enak dan murah.
Ya sangat murah dan kami adalah langganan setianya, karena enak dan murahnya inilah maka Redaksi KabareSolo.com ingin mengupasnya.
Dalam bincang-bincang kami, Cak Junaidi juga beber hal yang jarang diketahui.
Sate Madura yang dijual di Jogja dan Solo ternyata sangat berbeda dengan sate yang dijual di Madura sono (tempat asalnya).
Apa saja perbedaannya, simak selengkapnya.
Cak Junaidi bersama anak istri tinggal dengan dua keluarga lain asal Banjar Madura di sebuah rumah kontrakan harga sewanya Rp 8 juta per tahun.
Ia keliling dengan gerobak sate di wilayah Singopuran, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Berdua dengan istri mereka berdua berhasil menjual sekitar 500 an tusuk sate tiap hari, dengan penghasilan bersih per hari Rp 250 ribuan.
KabareSolo.com - Sate Cak Junaidi yang sangat lezat. Buktikan rasanya. |
Suara khas gerobak Cak Junaidi ketika lewat adalah gemerincing krincing dengan irama pelan dan tetap.
Itu sebuah penanda kalau yang lewat adalah Cak Junaidi, sementara bila penjual sate lainnya yang kami nilai sate buatannya masih kalah lezat suara gemerincingnya bertempo cepat.
Rahasia kelezatan sate ayam khas Madura bikinan Cak Junaidi ada pada daging ayam, kulit dan jeroan yang empuk saat digigit serta paduan saus kacang yang enak.
Gurihnya daging ayam menyatu dengan saus kacang bikinannya.
Lezat!
Harganya pun sangat murah, per tusuk Rp 700,-.
Coba beli saja Rp 20 ribu atau Rp 25 ribu tanpa lontong, Anda akan mendapat 37 tusuk sate yang lezat cukup untuk 4 orang.
Cak Junaidi yang sudah 5 tahun di Solo dan sebelumnya ikut orang di Jogja beber fakta soal sate Madura yang dijual di Jawa dengan sate Madura yang dijual di tempat asalnya Madura.
"Sate yang dijual di Solo sudah menyesuaikan lidah orang Solo. Satenya identik dengan gurih dan manis sehingga saat disajikan perlu ditambah kecap manis lebih banyak," ujar Cak Junaidi.
Hal ini sangatlah berbeda dengan sate yang dijual di Madura, orang-orang Madura menurut pria asal Banjar Madura ini tak terlalu menyukai manis.
"Saus kacangnya lebih banyak rasa asin bukan manis seperti selera orang Solo atau Jogja. Di sana malah diberi kecap asin," imbuhnya.
Selain itu jangan kaget bila ke Madura, justru jarang ditemui penjual sate ayam.
Di Jogja atau Solo banyak penjual sate kambing maupun ayam, sementara di Madura justru lebih banyak dijual sate sapi.
Sangat berbeda ya, baru tahu.
Oh ya di sana sate sapi per porsi dengan 7 tusuk sate harganya Rp 20 ribu.
Jadi sudah tahu ya bedanya sate Madura yang dijual di Solo dengan sate asli Madura di Madura sana.
Ternyata penjual tetap harus mampu membuat sate yang disesuaikan dengan lidah atau selera warga setempat tujuannya ya agar laku.
Penasarankan dengan sate Cak Junaidi? Kalau lewat Singopuran malam hari ada gerobak bentuk perahu dengan bunyi gemerincing yang pelan mungkin itu Cak Junaidi.
Beli ya dan rasakan kelezatan sate buatannya yang fenomenal. (KabareSolo.com/Robertus Rimawan Prasetiyo)
Berita Kota Solo Hari Ini - KabareSolo.com -Â Kabar Kota Solo Hari Ini - KabareSolo.com -Â Berita Solo Hari Ini- KabareSolo.com-Â Solo Hari Ini- KabareSolo.com -Â Kota Solo - KabareSolo.com - Kuliner Kota Solo - KabareSolo.com - Makanan Khas Kota Solo - KabareSolo.com.
Post a Comment